Rembulan resahku menepi kini ....
Rentang malam membuai raga,lemah tergolek pada dipan yang pipih, menggelitik disekujur badanku kutu-kutu dipan yang menggigit kulit kaki ,perahu kutambat pada ujung pantai biarlah sejenak kurebah .tak kutau milik siapa dipan busuk ni namun aku ingin melepas sejenak lelah yang terlelap menjadi ubat seketika namum matapun tak mau berkongsi dengan hati, lena aku mengenang dirimu dari dipan tua ini, rembulan hadirmu telah mengisi hari-hariku, tak dapat ku ucap,hati begitu menyuntuk untuk semua nuansa kalbu yang tertawan dalam pesonamu tak mau dia hengkang sedikitpun, sedu sedanku tergugu pilu menetap lama dirimu di pupil hatiku.
Rembulan resahku menepi kini.....
Lama sudah waktu berlalu, linu lidahku untuk menyapa mu, diriku tak kuasa kelu tak berderu ,saat tertautnya ucap,kutak sangka ketika asamu hadir kecil jiwaku dan menjadi kerdil,dengan segenap tulus dan lugu kau berkesah tentang siapa dirimu,aku mankin tertampar tak sudi menata hati ini, dan kembali aku terhempas.
Rembulan resahku menepi kini......
Saat bahagiaku merasuk kesemua rongga sukma ,kutak harap dia segera berlalu ingin sekali menambat kanmu selamanya pada kelopak hatiku. segenap hadirmu telah menghilangkan semua gundahku ,bahagia memenuhi ruang hati dan pada setiap bulir urat pada syaraf otakku..
Rembulan resahku menepi kini....
Pada ujung malam ku kembali melaut untuk mengusir sepi, diatas perahu ini tak lepas ingatanku akan dirimu mengenangmu sebuah kesenangan tak terkira, akan semua memory kembali tergiang kesahmu tentang semua activitimu, dan penuturanmu sangat membuatku tak sempat mengentaskan mimpiku.
Rembulan resahku menepi kini
lama ku berfikir ingin mengakhiri,sungguh karena semua salahku telah membawamu pada kesah yang membingungkan,ku takuasa menggapai tanganmu,terlalu tinggi kau bagiku ,dengan segenap rasa hormat perasaanku ingin kau dengarkan pintaku,pahamilah aku.
Rembulan resahku menepi kini
bahagia ku karenamu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar