Sabtu, Mei 14, 2011

bewilderment....

kau yakinkan aku
sosok mu runtuhkan egoku,
sesaat kau cairkan gunung es,seketika pula kau bakar hutan pinus ....

kegalauanku terhempas ,saat kau curahkan semua isi hatimu
kuterdiam nanar, saat gundahmu bertentangan
kuhanya bisa bernyannyi buatmu bahagia...


terselip gula-gula disudut hati,apa lagi yang akan kau takutkan
hadapi semua kenyataan..


" i am at my best during in  the summer "






Ujung Selatan jakarta 
15.05.2011


12;26 
(waktu Tanjung barat )

Kilau Mereka * Anak 2ku

⋙★[4 POLA WATAK DASAR MANUSIA]◊⋙

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
SANGUINIS,
 
Yang Populer”. Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu.
Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi bikin planning/rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan. Dengan semangat sekali ia ingin buktikan bahwa ia bisa dan akan segera melakukannya. Tapi percayalah, beberapa hari kemudian ia tak lakukan apapun juga.

MELANKOLI,

“Yang Sempurna”. Agak berseberangan dengan sang sanguinis. Cenderung serba teratur, rapi, terjadwal, tersusun sesuai pola. Umumnya mereka ini suka dengan fakta-fakta, data-data, angka-angka dan sering sekali memikirkan segalanya secara mendalam. Dalam sebuah pertemuan, orang sanguinis selalu saja mendominasi pembicaraan, namun orang melankoli cenderung menganalisa, memikirkan, mempertimbangkan, lalu kalau bicara pastilah apa yang ia katakan betul-betul hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali.
Orang melankoli selalu ingin serba sempurna. Segala sesuatu ingin teratur. Karena itu jangan heran jika balita anda yang `melankoli’ tak `kan bisa tidur hanya gara-gara selimut yang membentangi tubuhnya belum tertata rapi. Dan jangan pula coba-coba mengubah isi lemari yang telah disusun istri `melankoli’ anda, sebab betul-betul ia tata-apik sekali, sehingga warnanya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah ia perhitungkan dengan rapi. Kalau perlu ia tuliskan satu per satu tata letak setiap jenis pakaian tersebut. Ia akan dongkol sekali kalau susunan itu tiba-tiba jadi lain.

KOLERIS,

“Yang Kuat”. Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atau perintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya. Bahkan tamu pun bisa sajaia `suruh’ melalukan sesuatu untuknya. Akibat sifatnya yang `bossy’ itu membuat banyak orang koleris tak punya banyak teman. Orang-orangberusaha menghindar, menjauh agar tak jadi `korban’ karakternya yang suka `ngatur’ dan tak mau kalah itu.
Orang koleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa, “hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya; tanpa saya berantakan semua”. Karena itu mereka sangat “goal oriented”,tegas, kuat, cepat dan tangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Seorang wanita koleris, mau dan berani naik tebing, memanjat pohon, bertarung ataupun memimpin peperangan. Kalau ia sudah kobarkan semangat “ya pasti jadi ” maka hampir dapat dipastikan apa yang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab ia tak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah.

PHLEGMATIS,

“Cinta Damai”. Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri nggak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya nggak terus berkepanjangan.
Kaum phlegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah parapendengar yang berkerumun itu orang-orang phlegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis.
Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Ibarat keledai, “kalau didorong ngambek, tapi kalau dibiarin nggak jalan”. Jadi kalau anda punya staf atau pegawai phlegm
atis, andaharus rajin memotivasinya sampai ia termotivasi sendiri oleh dirinya.
*******************__________**************************
 Wellcome to my life
 
aku tak tau entah ada  apa yang bersarang di otakmu,terkadang kau begitu manis dengan senyummu.namun tidak jarang  kau mengeluarkan  berbagai macam sumpah serapah meluncur  ringan dari bibir mungilmu.
seandainya jika postur tubuhmu tidak overweight ,tentu sangat nyaman untuk memelukmu dan akan  mudahbagi ku mendekap, untuk  memberimu penguat positif,aku tak sanggup melakukanya karena tenagamu lebih dua kali orang dewasa. membuat siapapun yan coba memegangmu saat kau tantrum akan terpental. dan senantiasa  waspadai akan penyerangan yang kerap kau lakukan jika kau tak sepakat dengan aturan-aturan yang dibahas.

dalam 6 bulan terakhir aku adalah orang ke delapan,yang bertemu dengan mu,untuk mendapatkan Therapy "Psikososial " dari yang bertahan 3 bulan hingga yang hanya cuma 2 jam semua teman-temanku mundur teratur dengan berbagai alasan ,kata lainnya karena  tidak sanggup menerima perlakuanmu dan kabar terbaru dari mamimu yang kudengar beberapa hari lalu  pihak sekolahpun sudah angkat tangan dengan kondisimu,aku maklumi karena cukup lama kau tida kpunya teman bermain spesial yang sanggup menampung keluh kesahmu.

kuingin ada dalam hidupmu dan hatimu,menjadi orang yang mampu berbagi hati ini padamu, apakah kau mau menerimaku A' Ficky ? betapa kuingin tau apa yang menetap di hati dan fikiranmu ,karena terkadang tak bisa diduga  tanpa sebab akibat  jika dilarang dan tidak sesuai dengan inginmu kau langsung menyumpahi orang yang ada didekatmu,sumpah serapah yang kerap keluar adalah isi penghuni kebon binatang ragunan dan seperti sumpah serapah para preman-preman pasar.

suatu hari seperti biasa disaat pembelajaran berlangsung harusnya kau bersama teman-temanmu hadir dikelas bersama Miss dan Mr guru kelasmu ,tapi siang itu kau tiduran dipangkuanku dibalik tembok belakang sekolah tempat kira berdua melakukan aktivitas  untuk membuatmu nyaman , sesaat setelah bermain masak-masakan ,sambil kau bercerita tentang impianmu, harapanmu kelak jika sudah berhasilmenyelesaikan sekolahmu ,ingin melanjutkan setelah sd  ke smp,sma dan begitu membingunkanku sesaat kau ucapkan setelah tamat SMA kau ingin bekerja dan Melamar gadis, dalam hati aku ingin tertawa  terbahak2 mendengarkan semua ucapmu.tidak seperti anak normal lainya ,memiliki cita-cita yang tidak jauh dari,dokter ,insiyur,pengusaha sukses,dan lainnya ,kau memang unik dan membuatku penasaran ingin tau  tentangmu lebih jauh.

Kita bertemu baru 2 pekan ini, tapi begitu banyak hal yang sudah terjadi, dan betapa itu sangat menarik perhatianku ingin mencari tahu selain Psikososial yang kau sandang ,kau memiliki kecerdasan yang normal dan sebenarnya kau pintar hanya saja banyak hal yang membentuk dirimu menjadi anak yang luar biasa extra untuk di protection dari lingkungan teman sebayamu karena khawatir terhadap penyeranganmu yang tak diduga duga , seperti pola asuh,dan faktor lingkungan kawasan pergudangan dan pengolahan besi -besi tua rongsokan  tempat mu di besarkan, sangat mempengaruhi tumbuh kembangmu. karena papamu  salah seorang pengusaha yang berpengaruh di kawasan tempat tinggalmu jadilah kau bersikap  seperti seorang boss juga, bersikap semena dan kurang sopan terhadaporang dewasa lain disekilliingmu .

saat kau dalam keadaan manis santun,betapa kau sangat memikat hatiku, dan kau sangat care sekali dengan hadirku kuingin bisa melanjutkan itu seterusnya sampai kau tidak membutuhkan diriku , kupelajari sangat rentan dengan dirimu kata-kata kasar, dan bentakan  tapiku dapati ada segelintir orang -orang yang  suka berteriak padamu, penyerangan pada batang otak yang kauterima,  bukannya membuatmu berhenti malah ,kau tambah semankin menjadi-jadi tantrum ,terlalu over menurutku.

pagi ini aku memutuskan untuk tidak bertemu denganmu suatu alasan, aku ingin mebuat shock therapy atas sikap yang kalu lakukan terhadapku kemarin siangnya , dengan sebilah bambu pipih kau hujamkan kebadanku hanya karena kau tak mau diambil pacul dari tanganmu, aku ingin kau berfikir ,karena menurutku kau pun mampu berfikir, jika melakukan dialog-dialog berdua kau sangat nyaman , dan malah sangat manis  juga  terkadang kau snagt membagkan terhadapku terlebih jika  ada rnag dewsa lain yang menyerangmu.

aku berprinsip hanya ingin memberi kelembutab dan ketegsan , bukan bentakan dan teriakan , bantu aku ya  kau menjadi kooperatif dengan usahaku membentuk menjadi pribadi yang menyenangka, walu itu sudah kau sandang hanya terkadang kau sangat sulit untuk di kendalikan.dengan tak bertemu selama 3 hari aku ingin banyak  memohon pada Allah agar  diberikan sebuah jalan keluar ,karena kuyakin usaha apapun yang kulakukan tidak  begitu berarti  dan karena Kuasa Allah sempurnakan penciptaaNya atas dirimu anakku ficky
umurmu yang masih belia , bagiku belum terlambat utuk membentuk menjadi seorang anak yang mampu beradaptasi dilingkungan sosial, kuyakin itu , namun aku tak mau memaksakan diri dengan hadir dalam hidup ,tapi aku ingin kau yang akan mengikut dalam hidup dan semua aturanku membentukmu menjadi  ' boy yang excelent '.  semoga Allah mengijabah doaku dan mengabulkannya dengan langkahku ini mendampingimu , aku sangat yakin Allah mendengarNya .kui ingin kau merasa kehilanganku dulu  untuk sesaat dulu A " ficky agar aku tau aku ingin membuatmu nyaman .


  "berlakulah kepada anak sesuai fitrahnya apapun kondisi mereka"

*  Kilau Mereka ( Buku kedua )


Ujung selatan
07;37
13/05/2011
###############################################
 
CURHATMU
 
sore itu,wajahmu kau tekuk ,apa yang terjadi padamu?
ini adalah pertemuan ke empat kita setelah beberapa pertemuan kuperhatikan 
dirimu tidak ada gairah, motivasi untuk melakukan hal-hal positif,tak tampak pada dirimu,berbagai upaya menumbuhkan rasa percaya dirimu kulakukan tak mampu mendongkrak kondisi mentalmu yang sudah terblog oleh dirimu sendiri bahkan dirimu sendiri tak mampu memberi rasa nyaman pada dirimu sendiri.

berulang kali kucoba yakinkan mu bahwa kamu bisa melakukanya, kamu mampu, kamu dapat seperti orang-orang lain seorang yang cerdas dan punya keinginan untuk maju , tapi kau tak hiraukan ,kau tetap berguman bahwa ,dirimu bodoh,tak bisa melakukannya, tak mampu berbuat ,tak pintar ,tak cerdas , seperti menohokku aku hampir histeris..tapi tak kulakukan
sontak aku agak sedikit memujukmu dengan lembut siapa yang mengucapkan itu padamu ,wajahmu kaget tapi dengan kepolosan mu  kau menunduk dan berkata, "semua teman-temanku" katamu pelan , hatiku menjerit dan marah apa yang telah terjadi padamu semua ini harus dihentikkan, kataku dengan berapi-api.bahkan kau mengatakan mereka teman-temanmu menduduhmu mencuri,ya Allah bathinku saat mendengar curhatmu di sela-sela waktu therapy kita .

usai pertemuan denganmu disore itu ku menjelaskan pada  mami mu bahwa mentalmu sudah dibunuh,pembunuhan karakter oleh teman-temanmu sudah lama berlangsung,dengan tegas kuberi isyarat agar ini harus dihentikan,kalau tidak kau harus keluar dari sekolah itu plan  selanjutnya ,dan melakukan homeschooling saja dirumah.

dampak pada dirimu dari apa  yang kau alami , sangat melelahkan untuk memberi input positif kuminta pada mamamu mulai mensuggsestmu ,dengan kata2 positif dan akhirnya hari ini aku menemukan dirimu yang baru walau masih terdengar gumanmu aku tak bisa aku , bodoh, aku langsung dogma dan cuci otakmu ,bahwa kamuLisbet , mampu,bisa, dan cerdas .

hari ini kau membuat miss yuli betapa  bahagia ,karena hari ini lisbet  "nice" sekali,mampu mengikuti semua yang diminta dan mengerjakan semua perintah dicatatn dan reward yang kuberikan membuatmu tersenyum .. 
dan hari in kau  Lisbet vanesa ,memelukku tanda ucap terima kasihmu.


* lisbet anak unik, mendapat therapy orthopedagok,
temuan dilapangan ,lisbet mengalami kesulitan belajar, penyandang gaya belajar kinestetik dan  korban bulliying  oleh teman-teman sekelas , mengakibatkan lisbet kurang percaya diri ,tidak ada motivasi  untuk melakukan terbaik bagi dirinya padahal lisbet anak cerdas ,penuh empati dan sangat care ,dan karena menjadi korban .akhirnyalah lisbet males dan tak mau berusaha gampang menyerah .

Waspadai Bulliying pada anak anda , hindari Bulliying terhadapdiri mereka .


ujung selatan 
23;01
waktu tanjung barat

12/05/2011

############################################
 
Lisbeth Vanesa  V.S  Yulie Vanesa


Bintaro ...

" Bu yuli'namanya siapa ? Tanya Lisbeth ,pada pertemuan pertama kami
Kusebutkan nama lengkapku dengan jelas , namun terlihat diwajahnya kurang puas
entah apa yang membuatnya seperti itu ,namun tiba-tiba sesaat ia terlonjak dari  tempat duduknya
dan berseru, "  bu yuli bagaiman kalau namanya di ganti menjadi YULI VANESA ?ucapnya
aku tersenyumdan berkata " Mengapa harus ada Vanesa juga Lisbeth ?
tak ada  yang di sampaikan ,Lisbeth hanya bisa memberi senyum manisnya

**************

dengan menyandang slow learner Lisbeth,anak perempuan berusia 8 th ini unik sekali ,bagiku lisbeth  bukan seorang anak yang lambat hanya saja  pihak sekolah tidak  mau direpotkan oleh kondisinya yang berbeda dengan anak lain, hanya karena gaya belajar yang kinestetik yang ia  miliki , Lisbeth harus  menggerakkan seluruh bandanya,  untuk mendapatkan  waktu berkualitas  40 menit duduk menulis dan menyelesaikan tugasnya, lisbeth harus  (dance) ala lisbeth.aku adalah orang ke 3 yang dalam 6  bulan terakhir ini menjadi teman belajarnya ,tidak semua tau kebutuhan  lisbeth.

jadilah di pertemuan pertama kudapatkan nama belakang  baru" Vanesa", karena ku memberikan waktu padanya untuk " action " setiap 40 menit  sekali 2 kali " show time "selama waktu 120 menit pertemuan ..
dan ikut bernyanyi, akhirnya sebuah kisah pada pertemuan pertama tak terlupa, bagi Lisbeth Vanesa dan Yuli Vanesa.
sebuah ucap terima kasih  kutangkap dari sinar matanya , yang sipit karena Lisbeth (keturunan Tiongha jakarta ) sebab ia begitu senang aku dapat memahami,keinginannya ... 

Bintaro , 3 Mei 2011


Ujung selatan jakarta
03.01(*waktu tanjung barat)
10/05/2010


###########################################

(" Vicky my nicky) dia mulai jatuh cinta pada ku


dia mulai jatuh cinta ...

pagi ini  beberapa menit yang lalu masuk beberapa  sms  pada hp ku

*pertama    ;" Miss Yuli " 
*Kedua       ;  "sadasadaasafa dadasaa"
*Ketiga       ;  "sa "
*Ke empat   ; " As "

pengirimnya anak didik ku ficky'  Usia 10 Tahun namun Behaviournya seperti anak usia 5 tahun
hmhmh.... dia mulai jatuh cinta sama Miss Yuli,
kami baru bertemu sepekan ini

harusnya pagi ini kami berdua  meng"explore"seluruh isi sekolah, karena ada tamu dari Dubai  ficky dirumahkan hanya ntukk hari ini. sebab pihak sekolah khawatir ficky akan melakukan hal-hal yang membuat lingkungan,sekolah tidak nyaman .

aku adalah orang keempat dalam 6 bulan terakhir yang menjadi temanya...
dengan menyandang label " Psikososial " amat terasa berat ficky untuk beradaptasi dengan ingkungan yang penuh dengan aturan dan etika.segala macam sumpah serapah sering terlontar dari mulutnya ,dan serangan fisik dia akan  layangkan bila dia tidak mau menerima masukan positif, emosinal sangat tempramental, suka membuat tindakan yang membahayakan dirinya dan orang lain ,keisengannya membuat lingkungan sekolah sangat kerepotan  teman-teman jarang mau mendekat denganya .

tapi pagi ini ..
dia  sangat merindukanku
beberapa telfon setelah sms bertubi -tubi, tidak kubalas ,aku tau disana dia akan sangat marah
kalau tidak mendapatkan reaksi dari semua keinginannya.sumpah serapah pasti keluar darimulutnya  ..
maaf kan miss  yuli vicky, klu bertelepon dengan operator yang bukan telkomsel dikomplek ku akan sepert orang sedang berkumur-kumur .dan Miss yuli tidak bisa bales sms vicky, semua isi pulsa Miss yuli habis..
besok saja kita  bertemu yaa... 

dia mulai jatuh cinta ....



* Kilau Mereka ( buku Kedua)

09.05
09/05/2011

Ujung selatan
#############################################



yang ke 2 neh


malam jum'at yang melelahkan baru sepuluh menit yang lalu bis yang kutumpangi keluar dari terminal lebak bulus  saat itu waktu menunjukkan tepat pukul 20.30 perapatan pondok Indah ramai dan membungkam para penumpang bis  dengan alunan biola pengamen jalanan yang menghibur penumpang,rasa kantukku pun tak mau melepaskan dari kelopak mata, karena 2 malam sudah kurang tidur  membuat malam ini adalah puncak dari semua rasa lelah.

saat melaju ditol, mata mulai tak bisa diajak kompromi akhirnya ,terlelap dalam buaian rinai hujan yang cukup membuat para pengendara motor menepi, hingga tersadar saat terbangun di perapatan kebun Binatang ragunan.lanjut tidur lagi  nanggung fikirku,10 menit lagi bis ini  baru akan melintasi depan komplek perumahan.masih ada waktu menuntaskan kantuk bathinku.

melanjutkan semua rasa penat dengan pulas dan akhirnya semua buyar tersadar kira-kira jauh 5 kilo meter  sudah komplek terlewati ( ha..ha...ha...ha...ha...ha...ha dalam hati aja tertawanya )
tapi tak apa yang penting sudah puas tertidur ,dari luar terdengar hujan begitu deras  percuma juga turun basah, dan akhirnya pas di  LA ( lenteng agung) aku pun turun .

melintasi  kereta malam itu  yang sudah sepi ,karena jam sudah menunjukkan pukul 21.45 , aku tersenyum saja dan menikmati perjalanan malam ini .berjalan tanpa ragu mungkin hati lagi damai karena tidur sebagai obat terjaga dari pulasnya semua rasa penat.

biasanya  saling membalas  sms 4-5 orang teman untuk menemani perjalanan ku ,tapi malam ini hanya ada 2 teman yang sms  dan itupun tidak berlanjut sampaididepan pagar rumah , memang sudah harus menikmati semua yang telah Allah perjalankan, ditengah deras hujan kutersenyum, sambil berjalan  perlahan menatap bebatuan disepanjang rel kereta .

kalau besok aku kan mengirimi kalian sms , pertanda aku membutuhkan teman dalam perjalanan , " i am happy " dapat berbagi kisah ini ,yakinkan saya tetap percaya menjadi teman kalian dan jangan bosen dengan semua kiriman sms ku yaa..
yang terpenting seru kan yaa jadi teman selama perjalananku agar tidak terbawa sampai ke depok lagi ,karena ini sudah  ke 2 kalinya aku tertidur  dan bis melewati komplek perumahan ,dan aku terbawa ke depok.....

maafkan sikap ku yaa ...
senang mengirimi sms  ^_^

Ujung selatan
14.05.2011

11;52 (waktu Tanjung barat )

tawanan jepang bukan tawanan hati

tawanan hati tak bisa lepas dari kerutan yang dalam  ,
tersadar dalam perasaan yang terukir ia jelas  tambatkan pada hatimu,
kau bebas memuja dan meluapkan pada lautan
seperti gugusan bukit barisan yang kokoh melenggang dalam diam
namun tegar,bagaimana tidak,
semua telah kau miliki tak boleh berbagi dengan satupun lainya,
tersadar kini .....

Ujung Selatan
14.05.2011
16;50
waktu tanjung barat

jihad

TUJUAN JIHAD DALAM ISLAM
Syahid Dr Muhammad Huseiny Bahesti dan Syahid Dr Muhammad Jawad Bahonar
Pada dasarnya Islam menjelaskan difa' sebagai pertahanan dari agresi (serangan) yang dibuat (diatur) musuh untuk menguasai (tanah air) muslim dan menangkis dari usaha mengkontrol sumber alam negara muslim.Sesungguhnya difa’ untuk pertahan dan keadilan.
Jihad secara leksikal berarti: Usaha keras untuk mencapai suatu tujuan. Dalam terminology Islam berarti berkorban untuk Allah, yaitu, demi untuk menyelamatkan masyarakat dari ketidak-adilan dan penindasan, menegakkan kalimah tauhid serta menciptakan sistim keadilan sosial.
Difa’: Bentuk khusus dari jihad yang tujuannya untuk mencegah dari serangan musuh (aggressor). Pada dasarnya Islam menjelaskan difa' sebagai pertahanan dari agresi (serangan) yang dibuat (diatur) musuh untuk menguasai (tanah air) muslim dan menangkis dari usaha mengkontrol sumber alam negara muslim. Sesungguhnya difa’ untuk pertahan dan keadilan.
Tujuan Islam
Islam dengan program mulianya bertujuan untuk membentuk/mendirikan persatuan umat manusia dan kebebasan manusia. Jadi dia perang melawan setiap kemusyrikan, kedholiman dan kemunafikan. Umat muslim merasa bertanggung jawab bukan hanya untuk membimbing individu tapi juga mansyarakat. Dengan dasar kehidupan yang berlandaskan keadilan dan ke-Esa-an Allah; tapi juga sejauh mungkin untuk mempropagandakan kebenaran, membangkitkan mereka yang tertindas dan di dhalimi, menghentikan segala bentuk korupsi dan membenahi kebebasan.
Merupakan kewajiban bagi muslimin untuk bekerja menghilangkan semua halangan dijalan pertumbuhan dan perkembangan manusia serta tidak menampakkan perbedaan diantara mereka. Muslimin tidak hanya berkewajiban mempertahankan batas keberadaan pengaruh agama mereka, tapi juga harus memperluasnya. Juga merupakan kewajiban bagi muslimin untuk bertahan dari aggressor dengan semua jalan yang memungkinkan, menentang kedholiman, korupsi dan saling menghormati satu dengan yang lain.
Dapat disimpulkan ada beberapa tujuan jihad:
1. Menyebar luaskan keyakinan/kepercayaan kepada Allah sesuai dengan perintahNya.
a. ”Perangilah di jalan Allah mereka yang memerangi kamu” (QS. Al-Baqarah [2]: 190).
b. ”Jihadlah pada (jalan )Allah dengan jihad yang sebenarnya” (QS. Al-Hajj [22]: 78).
2. Membantu yang lemah dan tertindas.
a. “Apa yang menyebabkan kamu berhenti dari perang dijalan Allah dan orang orang yang tidak ada penolong, perempuan dan anak anak” (QS. An-Nisa’ [4]: 75).
3. Mengentikan fitnah.
a. “Perangi mereka hingga tidak ada fitnah” (QS. Al-Anfal [8]: 39).

Agresor adalah buruk siapapun pelaku agresi tersebut.
Perang di jalan Allah haruslah dilaksanakan dengan seksama dimana dengan taklif dan ketaatan dia tidak dibenarkan keluar dari batasan keadilan. Muslim dilarang menceroboh nilai dasar hak azazi manusia: “Perangilah di jalan Allah mereka yang memerangi kamu, tapi jangan kamu melakukan penindasan, Allah tidak menyukai penindasan”,  “(Serang mereka) di bulan Haram (kalau mereka menyerang kamu) di bulan suci. Kesucian sesuatu yang merupakan qishash. Kalau (seseorang) menyerang kamu, maka serang mereka dseperti mereka menyerang. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah bersama sama dengan orang yang bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah [2] :194).
Sistem suci tidak memiliki double standart (standar ganda). Kalau hal itu merupakan agresi yang jahad dan penindasan bagi yang lain, maka ia tidak dapat dikatakan sebagai hal yang suci dan mulia bagi pengikutnya.
Jihad Menentang Egoisme

Ditujukan kepada kelompok yang baru kembali dari suatu peperangan,
Rasulullah bersabda: “Saya ucapkan selamat yang telah berhasil menyelesaikan perang kecil (minor). Sekarang kamu menghadapi perang besar (mayor)”.
Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah apakah jihad besar itu ?”.
Beliau menjawab: “Jihad melawan hawa nafsu (ego)”. (Wasail al-Syiah, jilid 6, hal. 122).
“Jihad yang paling baik adalah dia yang memerangi kebuasan nafsunya sendiri (Wasail al-Syiah, jilid 6, hal. 124).
Islam Adalah Sistem Global
Islam tidak dikirim kepada masyarakat tertentu, dia adalah sistem global. Dari pandangan muslim; setiap tempat adalah milik Allah dan Dialah yang menciptakan semua itu. Islam tidak diperuntukkan untuk satu negara dan bangsa tertentu. Islam menginginkan seluruh dunia mendapatkan keuntungan dalam kehidupannya dengan ajarannya. Quran telah menjelaskan bahwa dia adalah tuntutan untuk semua dan Rasul Islam menjadi rahmad bagi seluruh dunia.
Semua manusia tanpa batasan suku, bangsa dan negara dapat menjadi anggota dari Muslimin yang besar dengan menerima prinsip prinsip dasar Islam, maka jadilah muslim, muslim satu dengan yang lain bersaudara. Untuk membebaskan masyarakat dari doktrin yang rusak dan dari setiap kesalahan, merupakan kewajiban bagi semua terutama Mukminin untuk membimbing masyarakat di jalan yang benar.

Tanggung jawab Islam tidak terbatas oleh territorial (tapal batas daerah/negara), dia universal dan tidak ada daerah yang menjadikannya terbatas sehingga dapat membatasi persatuan umat Muslimin. Ungkapan ini tidak berarti memaksa doktrin kepada yang lain, sebagaimana Quran telah menyatakan, tidak ada paksaan dalam agama. Jalan benar dan salah telah jelas:
“Tidak ada paksaan dalam agama, kebenaran telah diperjelas (dipisahkan) daribathil” (QS. Al-Baqarah [2]: 256).
Usaha besar ini haruslah mencakup tujuan untuk menghilangkan hambatan mitos , keterikatan kedholiman (ketidakadilan) dan merubah manusia dari semua bentuk penjajahan, penindasan dan kebodohan: “Apa yang membuat kamu berhenti dari perang di jalan Allah…” (QS. An-Nisa’ [4]: 75).
Sebelum memulai peperangan haq harus diterangkan dahulu. Biasaya terdapat beberapa orang dari musuh yang telah keluar dengan keinginan memerangi kebenaran karena keterpaksaannya atau kebodohannya dari kenyataaan (haq). Maka satu dari tujuan jihad adalah membebaskan manusia dari kebodohan,penindasan dan penjajahan. Merupakan kewajiban bagi pemimpin tentara muslimin sebelum memulai peperangan untuk menjelaskan terdahu jalan yang haq. Sehingga mereka mengetahui kebeanran yang sebenarnya sehingga mereka tidak memerlukan saling untuk membunuh (orang jahil/bodoh).
Imam Ali as pernah bersabda: Ketika Rasulullah mengutus saya ke Yaman, beliau bersabda: "Wahai Ali, jangan memerangi seseorang pun sebelum engkau mengajak mereka kepada Islam dan menerima kebenaran. Demi Allah, apabila engkau sukses membimbing satu orang di jalan yang benar, itu adalah keberhasilan yang besar". (Al-Kafi, jilid 5, hal. 34).
“Merupakan kewajiban bagi Muslimin untuk bekerja menghilangkan semua halangan di jalan pertumbuhan dan perkembangan manusia serta tidak menampakkan perbedaan diantara mereka. Muslimin tidak hanya berkewajiban mempertahankan batas keberadaan pengaruh agama mereka, tapi juga harus memperluasnya.”
Fasilitas yang disiapkan Islam untuk tujuan ini:
Apabila seseorang diantara tentara musuh hendak masuk Islam dan atau hendak mendiskusikannya dengan mereka sehingga jelas bagi mereka tentang Islam, atau hendak mempelajarinya dengan baik individual maupun kolektif tentang kehidupan Muslimin dari dekat sehingga mengetahui dengan baik kebenaran, maka mereka harus mempersiapkannya. Untuk tujuan ini kalau seorang prajurit kecil dari tentara musuh meminta perlindungan kepada seseorang maka dia akan dihormati oleh semua umat Muslim dan juga Negara Islam.
Setiap muslim memiliki tanggung jawab yang sama, satu jaminan untuk satu diantara mereka merupakan jaminan untuk semua. Kalau seorang prajurit diberi kehormatan oleh seseorang maka itu merupakan kehormatan pelindungan dari semua umat Muslimin.
Perdamaian Dalam Islam
“Damai adalah baik…” (QS. An-Nisa’ [4]: 128).
Pada umumnya, secara natural manusia mencintai perdamaian, karena itu semua sistem kemasyarakatan –termasuk yang mendasari filosofinya dengan pertentangan dan kontrasisi– menjanjikan perdamaian dunia di masa mendatang. Quran menjelaskan pencegahan peperangan yang tidak diperlukan untuk pertahanan karena Allah dan menyelamatkan masyarkat yang tertindas, “Kalau mereka menjanjikan damai maka berdamailah, bertaqwalah kepada Allah…” (QS. Al-Anfal [8]: 61).
Tapi berhati hatilah, jangan sampai perdamaian hanya merupakan intrik politik atau militer dan permainan saja; “…tapi kalau mereka menginginkan hanya tipu muslihat saja maka berlindunglah pada Allah…”(QS. Al-Anfal [8]: 62).
Persiapan Lengkap Menghadapi Musuh
Sekalipun Islam mementingkan perdamaian, tapi juga mengingatkan Muslimin untuk mempersiapkan diri. Hal ini diharapkan untuk membuat musuh baik secara rahasia maupun terbuka tidak akan berani melakukan agresinya tehadap muslimin. “Siapkanlah kekuatan sedapat mungkin…”. (QS. Al-Anfal [8]: 60).
Perlu diingat bahwa kata: quwwah (kekuatan) mencakup semua bentuk termasuk kekuatan industrial. Sebagaimana perkembangan persaingan industri, maka kewaiban agama kepada muslimin untuk mencapai kemajuan industri dengan tehnologi modern. Mereka harus mempersenjatai dengan persenjataan modern sehingga musuh tidak berkeinginan untuk menyerang, adanya keinginan untuk menyerang karena mereka melihat muslimin lemah.
Menungang Kuda Dan Memanah
Telah di tentukan agama bahwa muslimin haruslah mempersiapkan dirinya agar siap berjihad, agar mendapat kemerdekaan atau mempertahankan keberadaaannya, seperti menunggang kuda dan memanah. Muslimin digalakkan untuk berpartisipasi didalamnya, dengan membuat pertandingan dan digalakkan memberikan hadiah bagi pemenangaya. Ide ini agar muslimin selalu siap untuk menyerang dan bertahan.
Tentulah menunggang kuda dan memanah disesuaikan dengan situasi dan kondisi masa. Semangat yang harus dimiliki oleh muslimin adalah semangat berkemampuan kemampuan taktis sesuai dengan masanya dengan mengikuti training persiapan jihad. Secara menyeluruh. Setipa mualim doanjurkan untuk kuatsehinggga cukupmempu membela dan mempertahankan diri, idiologi, negaranya dari penjajahyang hendak menguasainya.Ini merupakan taktik suci Ilahi dimana kalau Negara tidak siap mengorbankan untuk mempertahankan hak dan keadilan , tidak mempertahankan hak azazi dan keberadaaanya dia akan jatuh pada kehancuan dan kehinaan.
Mereka yang meninggalkan perang dan tidak berkemampuan untuk itu akan hina dihadapan Allah, akan dilingkari kehancuran, hatinya akan gelap, dia akanmenyeleweng dari kebenaran. Selama dia tidak melakukan keadilan untuk jihad dia akan dirundung kekhawatiran dan kesusahan, inilah terkucilan keadilan.
Keabadian (Immortal)
Quran menyatakan bahwa jihad seperti hidup yang memberikan stimulasi pada individu dan masyarakat: ”Wahai orang orang yang beriman,jawablah panggilan Allah dan Rasul ketika (Dia) menyeru kepada apa yang menghidupkan kamu…” (QS. Al-Anfal [8]: 24).
Mujahid adalah dia yang menyerahkan hidupnya pada Allah Yang Abadi. Setiap muslim diharapkan memiliki iman kepada keabadian syahid yang telah memberikan pengorbanan suci di jalan Allah. Iman kepada Allah dan Rasul-Nya dan merealisasikan dengan keinginan yang benar untuk mengorbankan diri. Harapan seorang yang beriman adalah jihad di jalan Allah, dibanding dengan; mencintai orang tua, anak-anak, harta benda, kekayaan dan pekerjaan (perdagangan) ketika ia mendengar panggilan keluar untuk jihad di jalan Allah, dia akan memenuhinya dengan menuju ke medan perang. (Surah Taubah 9:23-24)
Seorang yang dididik Islam mengetahui bahwa interes dan keinginan personal merupakan hal yang alami (natural) dan akan memenuhinya dengan semua batasannya, tidak membunuhnya (mematikannya) dan juga tidak celaka karenanya. Kalau tidak dia akan menjadi keburukan dan celaka sebagaimana telah diceritakan dalam sejarah. (seperti peristiwa di Sodom dan Gomorah; kaum nabi Luth as).
Mujahid adalah dia yang tidak menghentikan usahanya… (QS. An-Nisa’ [4]: 95, 96).
Mujahid tidak terkalahkan dan tidak kenal menyerah… (QS. Ash-Shaff [61]: 4, Fushshilat [41]: 30-32, Al-Anfal [8]: 15-16)…
Masyarakat yang hendak dibangun oleh Islam adalah masyarakat; hidup, aktif/dinamik, kuat dan membawa misi dunia. Karakteristik dari masyarakat ini haruslah berlandaskan tiga hal berikut ini:
1. Mengenal dengan baik semua aspek masyarakat yang hendak dibangun dengan dasar Islam.
2. Mengetahui dengan praktis setiap langkah pembentukan masyarakat.
3. Menyadari dan menentukan setiap usaha pengorbanan yang diperlukan.
Dengan kurangnnya pengetahuan, kurangnya usaha kita tidak akan dapat sampai menikmati sistim yang diinginkan Allah.
Kita berdoa :
Ya Allah, kami ingin mengabdi kepada Mu dibawah perintah yang penuh berkat, yang membawa kemuliaan pada Islam dan muslimin dan kehinaan pada kafir dan kekufuran.
Ya Allah, dalam perintah itu jadikan kami yang mengajak orang untuk taat kepada Mu, menuntun mereka di jalanMu dan berilah kami berkat di dunia dan akherat.
Ya Allah, kami berlindung padaMu dari angkara nafsu yang mengajak kami berbuat buruk kecuali dengan RahmatMu, kami berlindung dari syaitan yang selalu menambah dosa kami.
Ya Allah, limpahkan kepada kami Rahmat-Mu,dan safaat Muhammad dan Aali Muhammad. Terangkan mata kami untuk dapat melihat pengetahuan agama kami,berilah keyakinan di hati kami, keikhlasan beramal dan bantulah kami untuk dpat berterima kasih kepadaMu hingga akhir hayat kami.
Ya Allah, jadikan kami tentara-Mu, sesungguhnya tentara-Mu adalah mereka yang menang, jadikan kami partai-Mu, sesungguhnya partai-Mu adalah mereka yang berhasil, jadikan kami auliaya’-Mu karena auliya’-Mu adalah mereka yang tidak ada takut dan sedih padanya. Shalallah ‘ala Muhammad wa aali Muhammad.
Amin ya Rabbil alamin.
Sumber: sinainst.com

Dependent personality

ndividuals with DPD see other people as much more capable to shoulder life's responsibilities, to navigate a complex world, and to deal with the competitions of life.[1] Other people are powerful, competent, and capable of providing a sense of security and support to individuals with DPD. Dependent individuals avoid situations that require them to accept responsibility for themselves; they look to others to take the lead and provide continuous support.[2] DPD judgment of others is distorted by their inclination to see others as they wish they were rather than as they are.[3] These individuals are fixated in the past. They maintain youthful impressions; they retain unsophisticated ideas and childlike views of the people toward whom they remain totally submissive.[4] Individuals with DPD view strong caretakers, in particular, in an idealized manner; they believe they will be all right as long as the strong figure upon whom they depend is accessible.[5]

[edit] Self-image

Individuals with DPD see themselves as inadequate and helpless; they believe they are in a cold and dangerous world and are unable to cope on their own. They define themselves as inept and abdicate self-responsibility; they turn their fate over to others. These individuals will decline to be ambitious and believe that they lack abilities, virtues and attractiveness.[6][7] The solution to being helpless in a frightening world is to find capable people who will be nurturing and supportive toward those with DPD. Within protective relationships, individuals with DPD will be self-effacing, obsequious, agreeable, docile, and ingratiating. They will deny their individuality and subordinate their desires to significant others. They internalize the beliefs and values of significant others. They imagine themselves to be one with or a part of something more powerful and they imagine themselves to be supporting others. By seeing themselves as protected by the power of others, they do not have to feel the anxiety attached to their own helplessness and impotence.[8] However, to be comfortable with themselves and their inordinate helplessness, individuals with DPD must deny the feelings they experience and the deceptive strategies they employ. They limit their awareness of both themselves and others. Their limited perceptiveness allows them to be naive and uncritical.[9] Their limited tolerance for negative feelings, perceptions, or interaction results in the interpersonal and logistical ineptness that they already believe to be true about themselves. Their defensive structure reinforces and actually results in verification of the self-image they already hold.

[edit] Relationships

Individuals with DPD see relationships with significant others as necessary for survival. They do not define themselves as able to function independently; they have to be in supportive relationships to be able to manage their lives. In order to establish and maintain these life-sustaining relationships, people with DPD will avoid even covert expressions of anger. They will be more than meek and docile; they will be admiring, loving, and willing to give their all. They will be loyal, unquestioning, and affectionate. They will be tender and considerate toward those upon whom they depend.[1]
Dependent individuals play the inferior role to the superior other very well; they communicate to the dominant people in their lives that they are useful, sympathetic, strong, and competent.[1] With these methods, individuals with DPD are often able to get along with unpredictable or isolated people.[10] To further make this possible, individuals with DPD will approach both their own and others' failures and shortcomings with a saccharine attitude and indulgent tolerance.[11] They will engage in a mawkish minimization, denial, or distortion of both their own and others' negative, self-defeating, or destructive behaviors to sustain an idealized, and sometimes fictional, story of the relationships upon which they depend. They will deny their individuality, their differences, and ask for little other than acceptance and support.[12]
Not only will individuals with DPD subordinate their needs to those of others, they will meet unreasonable demands and submit to abuse and intimidation to avoid isolation and abandonment.[13] Dependent individuals so fear being unable to function alone that they will agree with things they believe are wrong rather than risk losing the help of people upon whom they depend.[14] They will volunteer for unpleasant tasks if that will bring them the care and support they need. They will make extraordinary self-sacrifices to maintain important bonds.[15]
It is important to note that individuals with DPD, in spite of the intensity of their need for others, do not necessarily attach strongly to specific individuals, i.e., they will become quickly and indiscriminately attached to others when they have lost a significant relationship.[16] It is the strength of the dependency needs that is being addressed; attachment figures are basically interchangeable. Attachment to others is a self-referenced and, at times, haphazard process of securing the protection of the most readily available powerful other willing to provide nurturance and care. Both DPD and HPD are distinguished from other personality disorders by their need for social approval and affection and by their willingness to live in accord with the desires of others. They both feel paralyzed when they are alone and need constant assurance that they will not be abandoned. Individuals with DPD are passive individuals who lean on others to guide their lives. People with HPD are active individuals who take the initiative to arrange and modify the circumstances of their lives. They have the will and ability to take charge of their lives and to make active demands on others.[17]

[edit] Causes

No studies of genetics or of biological traits for dependents have been conducted. Central to their psychodynamic constellation is an insecure form of attachment to others, which may be the result of clinging parental behavior.[18]

[edit] DSM-IV

The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders fourth edition, DSM IV-TR, a widely used manual for diagnosing mental disorders, defines dependant personality disorder as at least five of the following (in Axis II Cluster C) as:[19]
  1. has difficulty making everyday decisions without an excessive amount of advice and reassurance from others
  2. needs others to assume responsibility for most major areas of his or her life
  3. has difficulty expressing disagreement with others because of fear of loss of support or approval. Note: do not include realistic fears of retribution.
  4. has difficulty initiating projects or doing things on his or her own (because of a lack of self-confidence in judgment or abilities rather than a lack of motivation or energy)
  5. goes to excessive lengths to obtain nurturance and support from others, to the point of volunteering to do things that are unpleasant
  6. feels uncomfortable or helpless when alone because of exaggerated fears of being unable to care for himself or herself
  7. urgently seeks another relationship as a source of care and support when a close relationship ends
  8. is unrealistically preoccupied with fears of being left to take care of himself or herself
It is a requirement of DSM-IV that a diagnosis of any specific personality disorder also satisfies a set of general personality disorder criteria.

[edit] Diagnosis

The following questions when assessing individuals for DPD:[20]
  • Some people enjoy making decisions. Others prefer to have someone they trust guide them. Which do you prefer?
  • Do you seek advice for everyday decisions? (Are the decisions you make understood by the practitioner?)
  • Do you find yourself in situations where other people have made decisions about important areas in your life, e.g. what job to take?, Symptoms you have they do not understand?
  • Is it hard for you to express a different opinion with someone you are close to? What do you think might happen if you did?
  • Do you often pretend to agree with others even if you do not? Why? Could it get you into trouble if you disagree?
  • Do you often need help to get started on a project?
  • Do you ever volunteer to do unpleasant things for others so they will take care of you when you need it?
  • Are you uncomfortable when you are alone? Are you afraid you will not be able to take care of yourself?
  • Have you found that you are desperate to get into another relationship right away when a close relationship ends? Even if the new relationship might not be the best person for you?
  • Do you worry about important people in your life leaving you?

[edit] World Health Organization

The World Health Organization's ICD-10 lists dependent personality disorder as F60.7 Dependent personality disorder[21]:
It is characterized by at least 3 of the following:
  1. encouraging or allowing others to make most of one's important life decisions;
  2. subordination of one's own needs to those of others on whom one is dependent, and undue compliance with their wishes;
  3. unwillingness to make even reasonable demands on the people one depends on;
  4. feeling uncomfortable or helpless when alone, because of exaggerated fears of inability to care for oneself;
  5. preoccupation with fears of being abandoned by a person with whom one has a close relationship, and of being left to care for oneself;
  6. limited capacity to make everyday decisions without an excessive amount of advice and reassurance from others.
Associated features may include perceiving oneself as helpless, incompetent, and lacking stamina. Includes:
  • asthenic, inadequate, passive, and self-defeating personality (disorder)
It is a requirement of ICD-10 that a diagnosis of any specific personality disorder also satisfies a set of general personality disorder criteria.

[edit] Millon's subtypes

Psychologist Theodore Millon identified five adult subtypes of dependent personality disorder.[22][23] Any individual dependent may exhibit none or one of the following:
  • disquieted dependant
including avoidant features
  • accommodating dependant
including histrionic features
  • immature dependant
variant of pure pattern
  • ineffectual dependant
including schizoid features
  • selfless dependant
including masochistic features

[edit] Differential diagnosis

The following conditions commonly coexist (comorbid) with dependent personality disorder:[24]

[edit] Treatment

Adler suggests that treatment goals for all personality disorders include: preventing further deterioration, regaining an adaptive equilibrium, alleviating symptoms, restoring lost skills, and fostering improved adaptive capacity. Goals may not necessarily include characterological restructuring. The focus of treatment is adaptation, i.e., how individuals respond to the environment. Treatment interventions teach more adaptive methods of managing distress, improving interpersonal effectiveness, and building skills for affective regulation.[25]
For individuals with DPD, the goal of treatment is not independence but autonomy. Autonomy has been defined as the capacity for independence and the ability to develop intimate relationships.[26] Sperry suggests that the basic goal for DPD treatment is self-efficacy.[27] Individuals with DPD must recognize their dependent patterns and the high price they pay to maintain those patterns. This allows them to explore alternatives. The long-range goal is to increase DPD individuals' sense of independence and ability to function. Clients with DPD must build strength rather than foster neediness.[28]
As with other personality disorders, treatment goals should not be in contradiction to the basic personality and temperament of these individuals. They can work toward a more functional version of those characteristics that are intrinsic to their style. Oldham suggests seven traits and behaviors of the "devoted personality style," i.e., the non-personality-disordered version of DPD:[29]
  • ability to make commitments;
  • enjoyment of intimacy;
  • skills as a team player—without need to compete with the leader;
  • willingness to seek the opinions and advice of others;
  • ability to promote interpersonal harmony;
  • thoughtfulness and consideration for others; and,
  • willingness to self-correct in response to criticism.

[edit] Group psychotherapy

Several reports suggest that group psychotherapy can be successful for the treatment of dependent personality disorder. Montgomery used group therapy for dependent patients who used medications for chronic complaints such as insomnia and nervousness. All but 3 of 30 patients eventually discontinued medications and began to confront their anger at being dependent on the therapist.[citation needed]
Sadoff and Collins administered weekly group psychotherapy to 22 patients who stuttered, most of whom had passive-dependent traits. Although the dropout rate was high, the authors found that the interpretation of passive-dependent behavior and attitudes (e.g., asking for help, believing that others are responsible for helping them) as a defense against recognizing and expressing anger proved helpful. Both stuttering and passive dependency improved in 2 patients who became angry and were able to confront their anger.
Torgersen studied college students who attended a weekend-long encounter group. On follow-up several weeks later, individuals who initially scored high on dependent traits had mixed responses. Although the group experience left them feeling disturbed and anxious, they also reported becoming more accepting of their own feelings and opinions. No other changes were found.
Attrition tends to be higher in group than in individual therapy for personality disorders but may be less of a problem for individuals with dependent personality disorder. Budman et al. reported moderate improvements after an 18-month group for personality disorders (10% with dependent personality disorder), with some changes not beginning until after 6 months.
These reports suggest the usefulness of group psychotherapy for dependent personality disorder. Most clinicians use weekly sessions of an hour to an hour and a half. Treatment generally lasts several years.

[edit] Biological therapies

Four studies have explored the use of medications in the treatment of dependent personality disorder, and two studies have investigated their use in the treatment of dependent traits. Diagnostic and other limitations of the studies prevent firm conclusions about the efficacy of medications.
Klein and colleagues compared placebo with either imipramine or chlorpromazine in hospitalized patients with passive-aggressive and passive-dependent personality disorders that had been diagnosed according to DSM criteria. None of the patients showed a positive drug response.
Patients with major depressive disorder and an anxious-cluster personality disorder, many with dependent personality disorder, showed significant improvement in depression with imipramine or psychotherapeutic treatment. Fewer patients with Cluster C disorders fully recovered, however, and social adjustment problems remained.
Tyrer et al. drew a similar conclusion after studying patients with "general neurotic syndrome," which includes mixed anxiety-depression and dependent or obsessive personality. Although such patients initially appeared to be as responsive as others to 10-week treatments, including dothiepin (an antidepressant), diazepam, placebo, cognitive-behavioral therapy, or self-help, at 2-year follow-up, they had greater symptom levels and did significantly worse than other outpatients.
Ekselius and von Knorring studied 145 depressed patients, 61% of whom scored in the personality disorder range by self-report questionnaire, who received sertraline or citalopram for 24 weeks. From baseline to termination, the percentage above the cutoff score for dependent personality disorder improved significantly (21% versus 8%) as did the mean number of dependent personality disorder criteria met by the whole sample (3.3 versus 2.3). The self-reported change in dependent personality disorder criteria was significant, even after controlling for change in observer-rated depressive symptoms. Although the comparison across two different measurement perspectives complicates these findings, self-reported dependent symptoms seem to improve with 24 weeks of selective serotonin reuptake inhibitor treatment. Whether this generalizes to observer-rated improvement in life functioning is unknown.

[edit] Residential and day treatment therapies

Although hospitalization is sometimes necessary for the treatment of an Axis I disorder in individuals with dependent personality disorder, residential treatments are generally not indicated. However, residential and day treatment may provide support necessary to allow definitive psychotherapy to continue, when dependent personality disorder is complicated by recurrent depression, severe anxiety disorders, repetitive suicide attempts, other more severe personality disorders (such as borderline personality) or overwhelming life stress.
Several day treatment and residential programs for severe personality disorders have included individuals with dependent personality disorder. Active treatment days varied from 4 to 5 days per week over a range of 17–30 weeks and usually involved both group and individual sessions, most within a dynamic framework. All had moderate to large effect sizes. Piper et al. (1993) conducted a randomized controlled trial and found significantly greater changes in the day treatment than in the control groups. These data suggest a valuable role for these modalities when dependent personality disorder is not responsive to other outpatient therapies.

[edit] Medication

There is little evidence to suggest that the use of medication will result in long-term benefits in the personality functioning of individuals with DPD.[30] DPD is not amenable to pharmacological measures; treatment relies upon verbal therapies.[31] It is recommended that target symptoms rather than specific personality disorders be medicated. One of these target symptoms of particular importance is dysphoria -- marked by low energy, leaden fatigue, and depression. Dysphoria can also be associated with a craving for chocolate and for stimulants, e.g. cocaine. DPD is one of the most vulnerable personality disorders to dysphoria and some individuals with DPD respond well to antidepressant medications.[32]
People with DPD are prone to both depressive and anxiety disorders. Stone suggests that these individuals may respond well to benzodiazepines in a crisis.[31] However, clients with DPD are likely to abuse anxiolytics and their use should be limited and monitored with caution.[33]
Unfortunately, individuals with DPD tend to be appealing clients. They are not inclined to be demanding and provocative. This can be precisely why they are given benzodiazepines by psychiatrists who may feel both benevolent and protective. Their inclination to use denial and escape to manage their lives makes the use of sedative-hypnotics familiar and pleasant. Iatrogenic addiction is a serious concern.

[edit] Epidemiology

Dependent personality disorder occurs in about 0.5% of the general population. It is more frequent in females.[24]

[edit] History

Clinical interest in dependent personality disorder has existed since Karl Abraham first described it. As a disorder, the personality type first appeared in a United States Department of War technical bulletin in 1945 and later in the first edition of the Diagnostic and Statistical Manual in 1952 (American Psychiatric Association, 1952) as a subtype of passive-aggressive personality disorder. Since then, a surprising number of studies have upheld the descriptive validity of dependent personality traits, viewed as submissiveness, oral character traits, oral dependence, or passive dependence, or as a constellation of both pathological and adaptive traits under the rubric

[edit] See also

[edit] References

[edit] Sources