Senin, Desember 26, 2011

BCCT ;
  Dr. Pamela Phelps, tokoh pendidikan dari Amerika Serikat telah 25 tahun mengabdikan diri dalam dunia pendidikan usia dini, melalui sekolah Creative Pre School di Tallahase, Florida, dan kini konsepnya telah diterapkan di banyak negara.
 
·         Metode pembelajaran baru telah dikembangkan oleh Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT) di Florida, USA dikenal dengan nama metode Beyond Center and Circle Time (BCCT).

Berkembang menjadi suatu kebutuhan mendasar bagi model pembelajaran , digawangi oleh sekolah alfalah dan Ibu Hj .Nibras , pada Tk Istiqlal. sehingga dilirik oleh Direktorat PAUD  untuk dijadikan LAB . dan menyarankan agar lembaga institusi menggunaka Model pembelajara   BCCT .

Dan Mulai Dijadikan Suatu Metode Pembelajaran Fitrah ( Bagi Tumbuh Kembang Anak Usia DINI  ) sampai hari ini  karena dianggap metode  yang palin Fitrah bagi tumbuh kembang anak dimasa Golden age .


 

·         Filosofi Pendekatan Pembelajaran BCCT menurut praktisi pendidikan menyebutkan bahwa landasan filosofi pengembangan BCCT ini adalah bertumpu pada Landasan filosofi “ KONSTRUKTIVISME”, yakni filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak sekedar mnenghafal.


·         Institusi pendidikan untuk anak usia dini (PAUD) memerlukan metode pembelajaran yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi anak dan mampu merangsang seluruh aspek kecerdasan anak.

·         Dalam pendekatan BCCT proses pembelajaran diatur dalam bentuk kegiatan yang ditujukan agar anak belajar dengan mengalami bukan hanya sekedar mengetahui ilmu yang ditransfer oleh guru.

·         Trend dalam Filosofi Pendekatan Pembelajaran BCCT yang penting adalah bagi siswa harus tahu UNTUK APA ia belajar, dan BAGAIMANA ia menggunakan pengetahuan dan ketrampilan itu. .

Dengan adanya model filosofi pendekatan pembelajaran BCCT pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan harus banyak menyiapkan Alat Peraga Edukatif yangberagam .


Mengapa Fitrah ?

·         Pembelajaran berpusat pada anak dan peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan evaluator. Sehingga otak anak dirangsang untuk terus berfikir secara aktif dalam menggali pengalamannya sendiri bukan sekedar mencontoh dan menghafal saja.

·         Belajar dengan pengalaman. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta yang terpisah namun mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan.
Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan.

·         Selain itu Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Dalam kenyatannya ketrampilan dan pengetahuan siswa diperluas dari konteks yang terbatas (sempit), sedikit demi sedikit.

Selain kualitas guru, tersedianya sarana dan prasarana, metode pembelajaran dalam suatu institusi pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar.

Penentuan metode pembelajaran yang sesuai dengan visi institusi pendidikan akan memudahkan bagi para pendidik untuk lebih memfokuskan pembelajaran di dalam kelas. Khususnya institusi pendidikan untuk anak usia dini (PAUD) memerlukan metode pembelajaran yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi anak dan mampu merangsang seluruh aspek kecerdasan anak.

Perlu dipahami bahwa didalam metode BCCT berlaku tiga jenis bermain.
1.       Pertama, bermain sensorimotor atau fungsional yang memfungsikan panca indra anak agar dapat berhubungan dengan lingkungan sekitar. Bermain sensorimotor penting untuk mempertebal sambungan antar neuron.
2.       Kedua, bermain peraan baik mikro maupun makro dimana anak diberi kesempatan menciptakan kejadian-kejadian dalam kehidupan nyata dengan cara memerankannya secara simbolik.
3.        Ketiga bermain pembangunan, Piaget (1962) menjelaskan bahwa kesempatan main pembangunan membantu anak untuk mengembangkan ketrampilannya yang akan mendukung keberhasilan sekolahnya dikemudian hari. Apabila ketiga jenis bermain tersebut dapat dilakukan oleh anak secara optimal memungkinkan adanya ketuntasan belajar dan perkembangan anak baik secara fisik, kognisi, emosi maupun sosial.

Kegiatan anak juga berpusat pada sentra-sentra main yang berfungsi sebagai pusat minat yang memiliki standart operasional prosedur yang baku dan memiliki pijakan-pijakan dalam proses pembelajarannya.
Metode BCCT ini dapat dijadikan metode pilihan yang digunakan institusi pendidikan PAUD mengingat saat ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai fakta yang harus dihafal dan gurupun masih menjadi pusat pembelajaran atau informasi. Dengan penerapan metode BCCT, kecerdasan anak dapat dikembangkan secara optimal dan anak distimulus untuk menjadi anak yang aktif, kreatif dan berani.


1.                   Sentra  Ibadah  
 Memfasilitasi  anak  untuk mengenal dan membiasakan  nilai-nilai kehidupan beragama sejak usia dini,materi pokok yang ditanamkan  adalah 6 aspek rukun iman ,5 aspek rukun islam dan ihsan,sentra Al Islam merupakan sentral dari seluruh sentra

2.       Sentra Main Peran Makro 
Memfasilitasai anak untuk mengenal dan mengaplikasikan  nilai –nilai kehidupan beragama sejak usia dini ,merefleksikan diri , memproyeksikan  perasaan ,ide dan pengalamannya melalui kegiatan main peran yang di dukung dengan alat-alat yang sesuai dan mendukung  perkembangan anak.


3.                   Sentra Main Peran Mikro
Memfasilitasi pengalaman dramatisasi anak dalam kehidupan beragama dengan menggunakan  alalt –alat main peran  anak dapat belajar dan bekerja dengan orang lain ,mengembangkan imajinasi pengendalian diri sosial ,emosi ,bahasa ,daya cipta ,rangkaian ingatan dan konsep hubungan kekeluargaaan  

4.                   Sentra Bahan Alam
Memfasilitasi anank untuk memperluas pengalaman main sensorimotor menggunakan bahan-bahan alam ciptaan Allah melalui kegiatan bermaian sambil belajar terintegrasi nilai-nilai kehidupan beragama yang dapat mendukung dan mengembangkan kematangan motorik halus anak yang diperlukan dalam kesiapan menulis  dan ketrampilan berolah tangan

5.              Sentra seni dan kreativitas
Memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman berkreasi dan terampil yang terintegrasi nilai-nilai kehidupan  beragama dalam meweujudkan ide, gagasan  dn pengalaman  yang dimilki  anak menjadi karya  nyata berbuansa  atau dinuansakan agama  menggunakan bahan limbah dan bahan alam yang aman dan mendukung  perkembangan anak.

6.       Sentra Musik dan Olah tubuh :
 
Memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dan pengetahuan tentang irama ,birama (ketukan)berbagai  bunyi dan kreativitas, dalam gerak dan olah tubuh melalui bermain sambil belajar integrasi dari nilai –nilai  kehidupan beragama  dengan menggunakan berbagai alat permainan edukatif  bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung tahap perkembangan anak.  

7.       Sentra Persiapan
    —  Memfasilitasi anak untuk  memperluas pengalaman  keaksaraan
                  (persiapan ketrampilan  membaca ,menulis  dan berhitung ,) kepandaian 
                  dari Allah melalui kegiatan bermain yang mmenyenangkan terintegrasi  nilai              nilai i kehidupan  beragama dengan menggunakan alat-alat permainan      bernuansa atau dinuansakan agama yang mendukung tahap perkembangan                   anak

  Sentra memasak
Memfasilitasi anak memperluas pengalaman pengetahuan  tentang kecakapan hidup seni dan hobi memasak yang akan menyenangkan bagi pengetahuan tumbuh kembang anak dengan penggenalan bumbu masak yang sedrhana dapat merangsang bergan kecerdasan .



Jumat, Desember 16, 2011

pelarian demi pelarian  tercukupkan sudah ..
berkejaran dengan angin 
meninggalkan  sandaran yang kian melemah

melihat langit dari tepi jendela ,berbayang wajahmu di sudut mata ....

Everyone was self-employed, with women toiling away at one of life’s nicest pastimes: digging up roots and picking berries. The great thing about foraging was that it didn’t take all day, and so left more time for enjoyment than humans have had at any time since. In the absence of iPads and PlayStations, people frittered away their time on three pleasures that the modern age does not encourage: chatting, playing with children and having sex with more than one person. .....

Jumat, Desember 09, 2011


sempit terasa kerongkonganku saat kau nyatakan bahwa kau akan terus mengingatku sepanjang hidupmu...
aku terharu  dan tungkaiku melemah saat kau sadarkan aku akan cintamu padaku,
sangat membuatku tak bisa lari dari pegangan kuat tanganmu..
kembalikan seuntai kembang biru kesukaanmu pada riuhnya hati menetapkan satu pilihan ...
I hold you ...

karena satu rahasia telah kaupegang buat hatiku ,kan terus selamanya memujaku

Kamis, Desember 08, 2011

malam melilitkan rindu ..
tungkaiku melemah
akankah sampai pada penghujung
desember ini ..
kuatkan..kuatkan