Bismillahhirohmanirohim...
Setiap orang mempercayai eksisitensi satu kebenaran Abadi, Bila Orang hatinya bersih dan Baik Moralnya, maka ketika ia melihat faktualitas permanen Alam semesta dan sekaligus memperhatikan Instabilitas dan kesementaraan beragam bagiannya, tentu dia sadar bahwa dunia ini beserta berbagai Manifestasinya merupakan sebuah Cermin yang merefleksikan satu kebenaran Abadi.
Hati Yang bersih akan mempersiapkan lahan bagi tumbuh berkembangnya CINTA kepada ALLAH di hati mereka, kekuatan yang mereka rasakan membawa mereka kearah kejadian ini, membuat mereka lupa segala sesuatu dan menyingkirkan banyaknya keinginan hati.
Hati Yang bersih beribadah kepada Allah karena cinta dan ketetapan hati, Ibadah mereka ibadah Orang merdeka Dan ini adalah sebaik-baik bentuk ibadah, hati yang bersih beribadah bukan karena ingin mendapatkan pahala akhirat bukan itu yang mereka harapkan, mereka hanya mengharap kecintaan Allah semata dan ketetapan hati .
Hati yang bersih benar-benar lupa akan dirinya sendiri, karena dia menyerahkan bulat-bulat dirinya kepada kehendak Allah dirinya kepada Allah, Hati yang bersih mengerti sekali pemandunya sejatinya adalah ALLAH, Allah saja yang menyuruhnya untuk mengenal diri sendiri dan untuk mencari dan mengikuti jalan mengenal diri dan meninggalkan jalan-jalan lain.
Seseorang memiliki hati yang bersih berpeluang untuk menyaksikan atau mengalami manifestasi Ilahiah dan berkeinginan mengingat Allah saja, maka ia mendengar Ayat—ayat Al Qur’an berikut ini dan mengerti bahwa jalan tunggal tuntunan sempurna adalah jalan mengenal diri sendiri:
Wahai orang-orang beriman,kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri .Dia yang berbuat keliru tidak bisa merugikanmu jika kamu mendapat tuntunan semestinya (Q.s AlMaidah ;105)
Nabi MuhammadSAW juga bersabda : “Mereka diantara kamu yang lebih mengenal Allah maka mereka lebih mengenal diri sendiri “
Bagaimana hati yang bersih mengenal dirinya, dan ia mengenal Allah, tidak lain karena ia banyak mengingat Allah. Ada banyak ayat-ayat Alqur’an yang mendorong manusia untuk ingat Allah
“ Ingatlah Aku ,maka Aku akan ingat kamu “ ( Q.S Al Baqarah 152)
Untuk mencapai bersihnya hati, manusia tak mungkin mencapai tahap ini melalui pemikiran Intelektualnya, manusia baru bisa mencapainya melalui pembersihan dan penyucian hatinya dengan banyak mengingat Allah, dan mampu menahan hawa nafsunya, dengan melakukan perjalanan spritual seperti beribadah, shalat, berdzikir mengingat Allah semata bukan yang lainya
Hubungan manusia dengan diri sendiri dan dengan dunia, sisi ini mirip dengan etika, diri manusia tak ubahnya seperti seorang anak, atau ibarat sebuah tanaman yang bertumbuh dan harus dipelihara, selaras dengan sebuah sistem tertentu dengan kualitas-kualitas tertentu yang ditekankan seperti :
· Kejujuran
· Sikap ramah
· Keadilan
· Kesederhanaan
· Kemurah hatian
· Pengorbanan
· Kualitas – kualitas mempercantik bathiniah diri.
Dari sudut pandang moral diri manusia dapat disamakan dengan rumah yang perlu dicat dan dihias, prestasi puncak manusia adalah ketika manusia kembali ke asalnya.
(darimana dia datang ).
Untuk menghilangkan jarak antara dirinya dan Allah dan untuk meninggalkan Aspek-aspek manusia untuk mendapatkan kelangsungan hidup dalam Allah ,untuk mencapai tujuannya, ia memanfaatkan hati dan jiwa sucinya serta upaya (ibadah) spritual terus-menerus.
Hati yang bersih mendapatkan pengetahuan didasarkan pada pengalaman personal dan bathinya, serta observasi dan perasaan batinya melalui penyucian hati dan perubahan egonya dengan menggairahkan segenap eksistensinya untuk mencapai kebenaran, tak ubahnya seperti setetes air hujan yang mengalir masuk kedalam sungai.
Hati yang bersih senantiasa memusatkan segenap fikirannya dan perhatiannya penuh kepada pelaksanaan ibadah ,semisal,shalat, puasa dan seterusnya, larut dalam dunia spritualitasnya dengan maksud utnuk mencerahkan hati dan fikirannya dari segala sesuatu selain Allah, hanya berusaha menuju Allah, dia tidak punya perhatian kepada apapapun dan yang lainnya .
Hati yang bersih, Ia kerap beribadah kepada Allah karena Allah pantas di ibadahi, dan merupakan hak Allah, dan karena beribadah kepadaNYa merupakan cara yang pantas dan baik untuk mengungkapkan hubungan manusia denganNya, bersih dari unsur rasa takut akan siksa neraka atau rasa berharap mendapatkan pahala keuntungan didunia fana maupun akhirat, karena pantasnya Allah di ibadahi, dan ibadah itu sendiri adalah sesuatu yang baik, karena ibadah melambangkan hubungan manusia dengan Allah ibadah adalah sebuah pekerjaan atau tugas yang penting untuk dikerjakan karena itu tidaklah perlu berharap mendapatkan pahala atau tidaklah perlu takut azab menjadi alasan beribadah kepada Allah.
Sahabat Nabi Muhammand SAW, Ali Bin Abi thalib yang juga menantunya suami dari putri tercintanya Fatimah.ra berkata ;
“Ya Allah, Aku tidak beribadah kepadaMu karena aku karena takut nerakaMu atau aku megharapkan surgaMUAku beribadah kepadaMu karena aku sadar Engkau Patut diibadahi.
Dalam kata-kata ini,kondisi patut di ibadahi disebut-sebut sebagai alasan atau tujuan beribadah,namun jika tujuan manuis adalam hiudp ini khususnya dalam beribadah,adalah sesuatu selain Allah ,berarti manusia telah melakukan kesalahan ,yaitu melaksanakan dualisme.
Dalam sebuah kish tentang mahmud dan ayaz yg dituturkan oleh syaikh sa’adi bertutur:’
Seorang yang mengkritik Sultan Mahmud Ghazani pernah mengatakan bahwa ayaz sama sekali tak rupawan atau sama sekali tak menarik, betapa mengejutkan,ternyata sultan tetap saja menyanyanginya. apakah ada logika atau poin dalam situasi dipikat hati oleh sebuah bunga yang tidak indah warnanya dan lagi tak sedap baunya ? seorang menuturkan kejadian ini kepada Mahmud . Mahmud mengatakan;”Aku menyanyanginya karena sikap dan prilakunya yang bagus , bukan karena sosoknya yang rupawan.”
Sa’di berkata :’Aku pernah mendengar bahwa suatu ketika seekor unta berjalan melewati sebuah jalan sempit kehilangan keseimbangannya dan kemudian terjatuh satu kotak yang berisi penuh emas dan perhiasan yang dibawa dipunggungnya jatuh bergulingan, dan kemudian hancur berkeping-keping kotak itu.
Sultan tidak peduli dengan barang-barang itu memunguti dan mengumpulkan emas dan perhiasan yang berserakan.tak ada seorangpun kecuali Ayaz yang ikut pergi bersama sultan.
Sultan merasa senang ketika meihat Ayaz,dan bertanya kepada Ayaz apa saja yang sudah diambilnya dari barang rampasan itu.Ayaz menjawab : “Aku ini hanya mengikuti Yang Mulia Karena aku mengabdi kepada Yang Mulia ,maka aku tak peduli dengan barang-barang berharga itu.
Setelah menuturkan cerita ini , Sa’di sampai pada ide cerita utamanya dan mengatakan : “anda betul –betul Egois sendainya anda Cuma memerhatikan dan mengharapkan kemurahan hati sahabat anda dan tidak memerhatikan sahabat anda itu sendiri. bagi para wali Allah merupakan sikap dan perbuatan yang bertentangan dengan kaidah –kaidah “jalan spritual “ kalau menginginkan Allah untuk memberi mereka sesuatu selain Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar