Kamis, Maret 24, 2011

semua tentang ADHD

ADHD

ADHD : is a problem with inattentiveness, over-activity, impulsivity, or a combination. For these problems to be diagnosed as ADHD, they must be out of the normal range for the child's age and development.

The Diagnostic and Statistical Manual (DSM-IV) divides the symptoms of ADHD into those of inattentiveness and those of hyperactivity and impulsivity.
To be diagnosed with ADHD, children should have at least 6 attention symptoms or 6 activity and impulsivity symptoms -- to a degree beyond what would be expected for children their age.
The symptoms must be present for at least 6 months, observable in 2 or more settings, and not caused by another problem. The symptoms must be severe enough to cause significant difficulties. Some symptoms must be present before age 7.
Older children have ADHD in partial remission when they still have symptoms but no longer meet the full definition of the disorder.
Some children with ADHD primarily have the Inattentive Type, some the Hyperactive-Impulsive Type, and some the Combined Type. Those with the Inattentive type are less disruptive and are easier to miss being diagnosed with ADHD.
Inattention symptoms:
  1. Fails to give close attention to details or makes careless mistakes in schoolwork
  2. Difficulty sustaining attention in tasks or play
  3. Does not seem to listen when spoken to directly
  4. Does not follow through on instructions and fails to finish schoolwork, chores, or duties in the workplace
  5. Difficulty organizing tasks and activities
  6. Avoids or dislikes tasks that require sustained mental effort (such as schoolwork)
  7. Often loses toys, assignments, pencils, books, or tools needed for tasks or activities
  8. Easily distracted
  9. Often forgetful in daily activities
Hyperactivity symptoms:
  1. Fidgets with hands or feet or squirms in seat
  2. Leaves seat when remaining seated is expected
  3. Runs about or climbs in inappropriate situations
  4. Difficulty playing quietly
  5. Often "on the go," acts as if "driven by a motor," talks excessively
Impulsivity symptoms:
  1. Blurts out answers before questions have been completed
  2. Difficulty awaiting turn
  3. Interrupts or intrudes on others (butts into conversations or games)
ADHD affects school performance and interpersonal relationships. Parents of children with ADHD are often exhausted and frustrated.
Neuroimaging studies suggest that the brains of children with ADHD are different from those of other children. These children handle neurotransmitters (including dopamine, serotonin, and adrenalin) differently from their peers.
ADHD is often genetic. Whatever the specific cause may be, it seems to be set in motion early in life as the brain is developing.
Depression, sleep deprivation, learning disabilities, tic disorders, and behavior problems may be confused with, or appear along with, ADHD. Every child suspected of having ADHD deserves a careful evaluation to sort out exactly what is contributing to the behaviors causing concern.
Attention Deficit Disorder (ADD) is the most commonly diagnosed behavioral disorder of childhood, affecting an estimated 3 - 5% of school aged children. It is diagnosed much more often in boys than in girls.
Most children with ADHD also have at least one other developmental or behavioral problem.


***************************
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Gangguan ini telah terlihat sejak masa kanak-kanak, dan dapat dianalisa langsung oleh ahli perkembangan anak (psikolog). Gangguan ini berdampak pada cara anak berpikir, bertindak dan merasa.


Penyebab
Hingga saat ini penyebab ADHD belum dapat dipastikan. Terdapat berbagai teori tentang penyebab ADHD, sebuah teori mengasumsikan  konsumsi gula atau zat aditif yang berlebihan dalam makanan sebagai penyebabnya. Sedangkan teori yang lain menyatakan bahwa faktor genetis adalah penyebab utama.
Para ahli masih meneliti bagian otak tertentu dan zat-zat yang mempengaruhinya.

Angka kejadian ADHD di seluruh dunia diperkirakan mencapai hingga lebih dari 5 %. Dimana dilaporkan lebih banyak terdapat pada laki-laki dibandingkan dengan wanita. Di amerika penelitian menunjukan kejadian ADHD mencapai hingga 7 %


yang diberikan untuk tatalaksana pasien ADHD harus dilaksanakan secara menyeluruh, dimulai dari Edukasi dengan keluarga, terapi perilaku hingga penatalaksanaan dengan obat-obatan farmasi. Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah,


Terapi cognitive behaviour untuk membantu anak dengan ADHD untuk beradaptasi skill dan memperbaiki kemampuan untuk memecahkan masalah.

Beberapa penelitian belum dapat menyimpulkan penyebab pasti dari ADHD. Seperti halnya dengan gangguan perkembangan lainnya (autisme).

[sunting] 1. Faktor lingkungan/psikososial
a. Konflik keluarga.
b. Sosial ekonomi keluarga yang tidak memadai.
c. Jumlah keluarga yang terlalu besar.
d. Orang tua terkena kasus kriminal.
e. Orang tua dengan gangguan jiwa (psikopat).
f. Anak yang diasuh di penitipan anak.
g. Riwayat kehamilan dengan eklampsia, perdarahan antepartum, fetal distress, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah, ibu merokok saat hamil, dan alkohol.

 2. Faktor genetik
Terdapat mutasi gen pengkode neurotransmiter dan reseptor dopamin(D2 dan D4) pada kromosom 11p.

3. Gangguan otak dan metabolisme
a. Trauma lahir atau hipoksia yang berdampak injury pada lobus frontalis di otak.
b. Pengurangan volume serebrum.
c. Gangguan fungsi astrosit dalam pembentukan dan penyediaan laktat serta gangguan fungsi oligodendrosit.
Beberapa teori yang sering dikemukakan adalah hubungan antara neurotransmiter dopamin dan epinefrina. Teori faktor genetik, beberapa penelitian dilakukan bahwa pada keluarga penderita, selalu disertai dengan penyakit yang sama setidaknya satu orang dalam keluarga dekat. Orang tua dan saudara penderita ADHD memiliki risiko hingga 2- 8 x terdapat gangguan ADHD. Teori lain menyebutkan adanya gangguan disfungsi sirkuit neuron di otak yang dipengaruhi oleh berbagai gangguan neurotransmiter sebagai pengatur gerakan dan control aktifitas diri.

 Faktor risiko yang meningkatkan terjadinya ADHD
  • Kurangnya deteksi dini
  • Gangguan pada masa kehamilan (infeksi, genetic, keracunan obat, alkohol, dan rokok, serta stress psikogenik)
  • Gangguan pada masa persalinan (premature, postmatur, hambatan persalinan, induksi, kelainan persalinan)
Gejala Klinis
Gejala yang timbul dapat bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang berat, gejala ADHD sudah dapat dilihat sejak usia bayi, gejala yang harus dicermati adalah sensitif terhadap suara dan cahaya, menangis, suka menjerit dan sulit tidur. Waktu tidur yang kurang sehingga bayi seringkali terbangun. Sulit makan ASI dan minum ASI. Tidak senang digendong, suka membenturkan kepala dan sering marah berlebihan. Keluhan yang terlihat pada anak yang lebih besar adalah, tampak canggung, sering mengalami kecelakaan, perilaku berubah-ubah, gerakan konstan atau monoton, lebih ribut dibandingkan anak-anak lainnya, kurang konsentrasi, tidak bisa diam, mudah marah, nafsu makan buruk, koordinasi mata dan tangan tidak baik, suka menyakiti diri sendiri dan gangguan tidur.
Untuk mempermudah diagnosis pada ADHD harus memiliki tiga gejala utama yang nampak pada perilaku seorang anak.

 3 Gejala Utama ADHD
 1. Inatensi
Kurangnya kemampuan untuk memusatkan perhatian. Seperti,
a. Jarang menyelesaikan perintah sampai tuntas.
b. Mainan, dll sering tertinggal.
c. Sering membuat kesalahan.
d. Mudah beralih perhatian (terutama oleh rangsang suara).

 2. Hiperaktif
Perilaku yang tidak bisa diam. Seperti,
a. Banyak bicara.
b. Tidak dapat tenang/diam, mempunyai kebutuhan untuk selalu bergerak.
c. Sering membuat gaduh suasana.
d. Selalu memegang apa yang dilihat.
e. Sulit untuk duduk diam.
f. Lebih gelisah dan impulsif dibandingkan dengan mereka yang seusia.

3. Impulsive
Kesulitan untuk menunda respon (dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak sabar). Seperti,
a. Sering mengambil mainan teman dengan paksa.
b. Tidak sabaran.
c. Reaktif.
d. Sering bertindak tanpa dipikir dahulu.

Gejala-gejala Lain
4. Sikap menentang
seperti,
a. Sering melanggar peraturan.
b. Bermasalah dengan orang-orang yang memiliki otoritas.
c. Lebih mudah merasa terganggu, mudah marah (dibandingkan dengan mereka yang seusia).

 5. Cemas
seperti,
a. Banyak mengalami rasa khawatir dan takut.
b. Cenderung emosional.
c. Sangat sensitif terhadap kritikan.
d. Mengalami kecemasan pada situasi yang baru atau yang tidak familiar.
e. Terlihat sangat pemalu dan menarik diri.

6. Problem sosial
seperti,
a. Hanya memiliki sedikit teman.
b. Sering memiliki rasa rendah diri dan tidak percaya diri.

 Riwayat yang Diduga ADHD
 1. Masa baby – infant
- Anak serba sulit
- Menjengkelkan
- Serakah
- Sulit tenang
- Sulit tidur
- Tidak ada nafsu makan

2. Masa prasekolah
- Terlalu aktif
- Keras kepala
- Tidak pernah merasa puas
- Suka menjengkelkan
- Tidak bisa diam
- Sulit beradaptasi dengan lingkungan

 3. Usia sekolah
- Sulit berkonsentrasi
- Sulit memfokuskan perhatian
- Impulsif

 4. Adolescent
- Tidak dapat tenang
- Sulit untuk berkonsentrasi dan mengingat
- Tidak konsisten dalam sikap dan penampilan


ADHD dapat ditengarai sejak anak berusia sangat kecil. Pada bayi, gejala yang nampak, adalah:
  • Terlalu banyak bergerak, sering menangis, dan pola tidurnya buruk
  • Sulit makan/minum
  • Selalu kehausan
  • Cepat marah/sering mengalami temper tantrum
Pada anak balita, gejala ADHD yang kerap terlihat, adalah:
  • Sulit berkonsentrasi/memiliki rentang konsentrasi yang sangat pendek
  • Sangat aktif dan selalu bergerak
  • Impulsif
  • Cenderung penakut
  • Memiliki daya ingat yang pendek
  • Terlihat tidak percaya diri
  • Memiliki masalah tidur dan sulit makan
  • Sangat cerdas, namun prestasi belajar tidak prima.
Tidak semua anak yang mengalami ADHD terlihat memiliki gejala ini, karena sangat tergantung pada tingkat ADHD yang diidap.



Solusi
Diketahui ada dua cara mengatasi untuk menangani ADHD; pharmacological dan nonpharmacological.
Penanganan pharmacological diterapkan tergantung pada hasil diagnosa dokter dan psikolog. Umumnya dokter memberikan obat-obatan pada anak.
Selama masa terapi ini, sangat disarankan agar orang tua senantiasa berhubungan dengan dokter. Hal yang penting diperhatikan saat terapi adalah dampak obat terhadap anak, seperti; penurunan berat badan, perubahan selera makan, sulit tidur malam, dan cenderung mengalami kepanikan.
Sedangkan nonpharmacological adalah cara alternatif menangangi ADHD tanpa obat, yaitu; pendidikan khusus, terapi perikalu dan psikoterapi seluruh keluarga.
Hingga saat ini para ahli masih meneliti dampak penanganan alternatif ini dalam mengembangkan disiplin dan rasa tanggung jawab pada anak pengidap ADHD. 

Tip untuk orang tua:
Jika anak Anda diketahui mengidap ADHD, ada beberapa petunjuk praktis yang sangat disarankan oleh para ahli:
  • Atur dan batasi kegiatan individual anak, seperti menonton televisi, bermain PS2, atau mendengarkan musik dengan earphone.
  • Tetapkan sebuah tugas sederhana untuk dilakukan oleh anak setiap hari, seperti; membereskan mainannya, meletakkan handuk di gantungan sehabis mandi, dll. Cara ini dapat melatih anak berkonsentrasi. 
  • Kembangkan ketrampilan anak mengatur waktu dengan mengajaknya membuat jadwal harian
  • Mengatur rutinitas anak berolahraga
****************************
ADHD pada anak-anak sudah lama kita kenal, tetapi ADHD pada orang dewasa belum lama dikenal. Bagi banyak orang dewasa ADHD bisa mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari. Penderita ADHD tidak bisa dipahami oleh keluarga sendiri apalagi oleh lingkungan luar. Penderita ADHD dewasa sering merasa dikucilkan dan dihindari oleh pelbagai instansi seperti sekolah, tempat kerja, perkumpulan, pengadilan dan lain-lain.
ADHD
Mempunyai anak dengan ADHD adalah sesuatu yang tidak mudah dalam kehidupan sehari- hari. Anak-anak ini menuntut banyak perhatian baik dari orang tua mereka maupun orang sekelilingnya dan sering susah diatur.
Penderita ADHD dewasa biasanya sudah menemukan cara untuk bisa berfungsi dalam kehidupan sehari-hari dengan kelainan mereka. Mereka bisa menekan kegelisahan batin mereka.
ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder dan dikenal sebagai masalah jiwa anak. Keluhan pasien ADHD banyak persamaan dengan borderliner tetapi penyakitnya berbeda.
Instansi kesehatan jiwa
Belum begitu lama diketahui bahwa ADHD bisa berlangsung terus sampai usia dewasa.  Sekarang bukan hanya anak-anak tetapi orang dewasa dengan ADHD sudah bisa dikenali, didiagnosa dan diobati di Belanda. Banyak pekerja di instansi kesehatan jiwa dilatih untuk dapat mengenali dan mendiagnosa orang dewasa dengan ADHD. Berdasarkan penyelidikan dan pengalaman di rumah sakit terbukti bahwa pengobatan ADHD pada usia dewasa bisa berhasil dan mereka bisa berfungsi lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
Masih banyak penyelidikan dilakukan untuk memperoleh jawaban bagaimana orang bisa membatasi atau menekan akibat ADHD. Ada kemungkinan makanan mempunyai peranan penting.
Gejala dan keluhan ADHD
    * Tidak ada perhatian/lalai: gampang beralih perhatian, bermasalah dengan membagi waktu, sering mengerjakan terlalu banyak dalam waktu yang sama, sering datang terlambat, sering buru-buru dan tidak ada persiapan, sulit mengatur keuangan, tidak menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas, sering ragu-ragu, tidak bisa mengambil keputusan, gampang bosan, pikiran tidak konsentrasi pada pembicaraan dan suka lupa.
    * Terlalu aktif: Hati yang terus gelisah, tidak bisa duduk diam, kalau bicara ramai, tidak bisa berhenti dan bicara terus tanpa alasan, kegugupan, tiap kali berdiri untuk mengambil sesuatu atau mencari alasan untuk bisa jalan.
    * Impulsif: langsung bertindak jika ada ide baru, sulit menunggu giliran, sering memutuskan pembicaraan orang lain, sering gabung dalam pembicaraan atau mengganggu kegiatan orang lain, menjawab sebelum pertanyaan selesai, sering pindah rumah dan/atau ganti pekerjaan atau relasi, mengucapkan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.
    * Keluhan lain: berprestasi jelek, sering cari orang yang bisa mengatur kegiatan mereka sehari-hari, suasana hati yang cepat berubah, cepat kecewa, lekas marah, peka terhadap kritik.
Akibat ADHD pada pekerjaan, relasi, dan keluarga
Sebagai akibat yang terus menerus dari gelisah, lalai dan masalah konsentrasi pada prestasi di sekolah, pendidikan dan pada pekerjaan, orang dengan ADHD tidak bisa mencapai hasil yang bagus. Mereka bisa lebih tapi tidak bisa merealisasikannya. Mereka sering tidak menyelesaikan pendidikan dan sering berganti pekerjaan.
Sebagai akibatnya baik penderita ADHD maupun orang lain tidak puas dengan kenyataan yang ada dan bisa memperkuat kegelisahan batin mereka. Pengemudi kendaraan bermotor dengan ADHD mempunyai risiko 4 kali lebih tinggi untuk mendapat kecelakaan dibandingkan dengan pengemudi kendaraan bermotor tanpa ADHD. Tapi untung masih ada orang dewasa dengan ADHD yang bisa berfungsi lumayan meskipun di bawah taraf kecerdasan mereka.
Sekarang kita tahu bahwa ADHD bisa berlangsung terus sampai usia dewasa, anda bisa setidaknya mengenali gejala dan keluhan ADHD pada anak anda atau anda sendiri. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter keluarga anda atau menghubungi klinik kesehatan jiwa (GGZ).

Saran Ranesi Dokter

Pengemudi kendaraan bermotor atau pekerja yang membutuhkan konsentrasi bisa menggunakan obat methylfenidaat supaya ketrampilan mereka tidak berbahaya buat orang lain.
ADHD (sampai saat ini) tidak bisa disembuhkan tapi orang dewasa bisa berfungsi cukup baik jika mereka minum obat dengan teratur dan bisa mengendalikan keluhan mereka.


  *********************************


Gejala dan keluhan ADHD




...* Tidak ada perhatian/lalai: gampang beralih perhatian, bermasalah dengan membagi waktu, sering mengerjakan terlalu banyak dalam waktu yang sama, sering datang terlambat, sering buru-buru dan tidak ada persiapan, sulit mengatur keuangan, tidak menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas, sering ragu-ragu, tidak bisa mengambil keputusan, gampang bosan, pikiran tidak konsentrasi pada pembicaraan dan suka lupa.



* Terlalu aktif: Hati yang terus gelisah, tidak bisa duduk diam, kalau bicara ramai, tidak bisa berhenti dan bicara terus tanpa alasan, kegugupan, tiap kali berdiri untuk mengambil sesuatu atau mencari alasan untuk bisa jalan.



* Impulsif: langsung bertindak jika ada ide baru, sulit menunggu giliran, sering memutuskan pembicaraan orang lain, sering gabung dalam pembicaraan atau mengganggu kegiatan orang lain, menjawab sebelum pertanyaan selesai, sering pindah rumah dan/atau ganti pekerjaan atau relasi, mengucapkan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.



* Keluhan lain: berprestasi jelek, sering cari orang yang bisa mengatur kegiatan mereka sehari-hari, suasana hati yang cepat berubah, cepat kecewa, lekas marah, peka terhadap kritik.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar