Selasa, Juni 28, 2011


Bismillahhirohmanirohim...

Setiap orang mempercayai eksisitensi satu kebenaran Abadi, Bila Orang hatinya bersih dan Baik Moralnya, maka ketika ia melihat faktualitas permanen Alam semesta dan sekaligus  memperhatikan Instabilitas  dan kesementaraan beragam bagiannya, tentu dia sadar bahwa dunia ini beserta berbagai Manifestasinya merupakan sebuah Cermin yang merefleksikan satu kebenaran Abadi.

Hati Yang bersih akan mempersiapkan lahan bagi tumbuh berkembangnya CINTA kepada ALLAH di hati mereka, kekuatan yang mereka rasakan membawa  mereka kearah kejadian ini, membuat mereka lupa segala sesuatu dan menyingkirkan banyaknya keinginan hati.
Hati Yang bersih beribadah kepada Allah karena cinta dan ketetapan hati, Ibadah  mereka ibadah Orang merdeka Dan ini adalah sebaik-baik bentuk ibadah,  hati yang bersih beribadah bukan karena  ingin mendapatkan pahala akhirat bukan itu yang mereka harapkan, mereka hanya  mengharap kecintaan Allah semata dan ketetapan hati .
Hati yang bersih benar-benar lupa akan dirinya sendiri, karena dia menyerahkan bulat-bulat  dirinya kepada kehendak Allah dirinya kepada Allah, Hati yang bersih mengerti sekali pemandunya sejatinya adalah ALLAH, Allah saja yang menyuruhnya   untuk mengenal diri sendiri dan untuk mencari dan mengikuti jalan mengenal diri dan meninggalkan jalan-jalan lain.
Seseorang memiliki hati yang bersih berpeluang untuk menyaksikan atau mengalami manifestasi Ilahiah dan berkeinginan mengingat Allah saja, maka ia mendengar Ayat—ayat Al Qur’an berikut ini  dan mengerti bahwa jalan tunggal tuntunan sempurna adalah jalan mengenal diri sendiri:
Wahai orang-orang beriman,kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri .Dia yang berbuat keliru tidak bisa merugikanmu jika kamu mendapat tuntunan semestinya (Q.s AlMaidah ;105)
Nabi MuhammadSAW juga bersabda : “Mereka diantara kamu yang lebih  mengenal Allah maka mereka  lebih mengenal diri sendiri 

Bagaimana hati yang bersih mengenal dirinya, dan ia mengenal Allah, tidak lain karena ia banyak mengingat Allah. Ada banyak ayat-ayat Alqur’an yang mendorong manusia untuk ingat Allah 
“ Ingatlah Aku ,maka Aku akan ingat kamu  “ ( Q.S Al Baqarah 152)
Untuk mencapai bersihnya hati, manusia tak mungkin mencapai tahap ini melalui pemikiran Intelektualnya, manusia baru bisa mencapainya  melalui pembersihan dan penyucian hatinya dengan banyak mengingat Allah, dan mampu menahan hawa nafsunya, dengan melakukan perjalanan spritual seperti beribadah, shalat, berdzikir mengingat Allah semata bukan yang lainya

Hubungan manusia dengan diri sendiri dan dengan dunia, sisi ini mirip dengan etika, diri manusia tak ubahnya seperti seorang anak, atau ibarat sebuah tanaman  yang bertumbuh dan harus dipelihara, selaras  dengan  sebuah sistem tertentu dengan kualitas-kualitas  tertentu yang ditekankan seperti :
·       Kejujuran
·       Sikap ramah
·       Keadilan
·       Kesederhanaan
·       Kemurah hatian
·       Pengorbanan
·       Kualitas – kualitas mempercantik bathiniah diri.
Dari sudut pandang moral  diri manusia  dapat disamakan dengan rumah yang perlu dicat dan dihias, prestasi puncak manusia adalah ketika  manusia kembali ke asalnya.
(darimana dia datang ).
Untuk menghilangkan jarak antara dirinya dan Allah dan untuk meninggalkan Aspek-aspek manusia untuk mendapatkan kelangsungan hidup dalam Allah ,untuk mencapai tujuannya, ia memanfaatkan hati dan jiwa sucinya serta upaya (ibadah) spritual terus-menerus.
Hati yang bersih mendapatkan pengetahuan didasarkan pada pengalaman personal dan bathinya, serta observasi dan perasaan batinya melalui penyucian hati dan perubahan egonya  dengan menggairahkan segenap eksistensinya untuk mencapai kebenaran, tak ubahnya seperti setetes air hujan yang mengalir masuk kedalam sungai.
Hati yang bersih senantiasa memusatkan segenap fikirannya dan perhatiannya  penuh kepada pelaksanaan ibadah ,semisal,shalat, puasa  dan seterusnya, larut dalam dunia spritualitasnya dengan maksud utnuk mencerahkan hati dan fikirannya  dari segala sesuatu selain Allah, hanya berusaha menuju Allah, dia tidak punya perhatian kepada apapapun dan yang lainnya .
Hati yang bersih, Ia kerap  beribadah kepada Allah karena Allah pantas di ibadahi, dan merupakan hak Allah, dan karena beribadah kepadaNYa merupakan cara yang pantas  dan baik untuk mengungkapkan hubungan manusia  denganNya, bersih dari unsur rasa takut akan siksa neraka atau rasa berharap mendapatkan pahala keuntungan didunia fana maupun akhirat, karena pantasnya Allah di ibadahi, dan ibadah itu sendiri adalah sesuatu yang baik, karena ibadah melambangkan hubungan manusia dengan Allah ibadah adalah sebuah pekerjaan atau tugas yang penting untuk dikerjakan karena itu tidaklah perlu berharap mendapatkan pahala atau tidaklah perlu  takut azab menjadi alasan beribadah kepada Allah.
Sahabat Nabi Muhammand  SAW, Ali Bin Abi thalib  yang juga menantunya suami  dari putri tercintanya Fatimah.ra berkata ;
“Ya Allah, Aku tidak beribadah kepadaMu  karena aku karena takut nerakaMu atau aku megharapkan surgaMUAku beribadah kepadaMu karena aku sadar Engkau Patut diibadahi.
Dalam kata-kata ini,kondisi patut di ibadahi disebut-sebut sebagai alasan atau tujuan beribadah,namun jika tujuan manuis adalam hiudp ini khususnya dalam beribadah,adalah sesuatu selain Allah ,berarti manusia telah melakukan kesalahan ,yaitu melaksanakan dualisme.
Dalam sebuah kish  tentang mahmud dan ayaz yg dituturkan oleh syaikh sa’adi  bertutur:’
Seorang yang mengkritik Sultan Mahmud Ghazani pernah mengatakan  bahwa ayaz  sama sekali tak rupawan atau sama sekali tak menarik, betapa mengejutkan,ternyata sultan tetap saja menyanyanginya. apakah ada logika  atau poin  dalam situasi dipikat hati oleh sebuah bunga yang tidak indah warnanya dan lagi tak sedap baunya ? seorang menuturkan kejadian ini kepada Mahmud . Mahmud mengatakan;”Aku menyanyanginya karena sikap dan prilakunya yang bagus , bukan karena sosoknya yang rupawan.”

Sa’di berkata :’Aku pernah mendengar bahwa suatu ketika seekor unta berjalan melewati sebuah jalan sempit kehilangan keseimbangannya dan kemudian terjatuh satu kotak yang berisi penuh emas dan perhiasan yang dibawa dipunggungnya jatuh bergulingan, dan kemudian hancur berkeping-keping kotak itu.
Sultan tidak peduli dengan barang-barang itu memunguti dan mengumpulkan emas dan perhiasan yang berserakan.tak ada seorangpun kecuali Ayaz yang ikut pergi bersama sultan.
Sultan merasa senang ketika meihat Ayaz,dan bertanya kepada Ayaz apa saja yang sudah diambilnya dari barang rampasan itu.Ayaz menjawab : “Aku ini hanya mengikuti Yang Mulia Karena aku mengabdi kepada Yang Mulia ,maka aku tak peduli dengan barang-barang berharga itu.

Setelah menuturkan cerita ini , Sa’di  sampai pada ide cerita utamanya dan mengatakan : “anda betul –betul Egois  sendainya anda Cuma memerhatikan dan mengharapkan kemurahan hati sahabat anda dan tidak memerhatikan sahabat anda itu sendiri. bagi para wali Allah merupakan sikap dan perbuatan yang bertentangan dengan kaidah –kaidah “jalan spritual “ kalau menginginkan Allah untuk memberi mereka sesuatu selain Allah.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar