Jumat, April 06, 2012

Langkahnya  

Jenjang kakinya menuturkan sarat cerita, sejak perang melanda negrinya kaki itu telah banyak berjalan menyelusuri perbukitan yang dikepung oleh hutan sepanjang daratan disepanjan tepi semenanjung kepulauan ursideria bagian utara.
Sore sabtu ba'da ashar pada bulan April di tahun 1994,ia dikejutkan oleh seorang yang menyebut namanya,saat ia baru menyelesaikan sholat asharnya, kedatangan seseorang telah membuat tubuhnya  lemas ketika ia menerima sebuah surat yang dibawa oleh dari seorang petugas  yang diutus oleh pimpinan di perbatasan menuju tempatnya berda, sepucuk surat yang berada ditangannya berasal dari keluarga Besar Haji Isa, surat yang telah berada selama seminggu diperjalanan mengabarkan tentang Aini anak gadis Haji Isa saudagar kain dikampung mereka, anak bungsu Haji Isa yang selama ini telah lama menantinya dikabarkan senin pekan lalu telah wafat dalam usia 25 tahun dikarenakan sakit panas yang hanya baru 2 dua hari dua malam dideritanya, wajahnya yang memerah akibat sengatan sinar matahari siang ini telah  menghaguskan kulit mulai tampak gusar,walau mereka berada jauh di pedalaman ditengarai rimbunnya hutan bukit barisan ini, namun panas matahari telah mampu membakar kulitnya yang coklat, seketika itu pula wajahnya berubah pucat kuning langsat.tak dapat ia berkata, ia hanya duduk senyap terdiam bersandar pada sebuah pohon mahoni tua yang berada di tengah - tengah pondok mereka. bergetar dua tanganya dan seketika dua butir airmatanya jatuh menetes  pada kertas yang tengah dipegangnya.seolah ia ingin berteriak dan ia hanya mampu membenamkan wajahnya  pada kedua telapak tanganya,lalu ia bergegas melakukan shalat ghaib sebagai penghormatan terakhirnya pada gadis yang dikenalnya sejak mereka duduk dibangku sekolah menengah pertama.

kenangannya dengan Aini tidak banyak karena mereka dipisahkan oleh keadaan negri mereka sedang berkecamuk sejak awal perkenalan lima tahun lalu.gadis berwajah  oval dengan kulit kuning langsat banyak menghibur dirinya sejak pertemuan mereka pada perpisahan sekolah, Aini adik kelas dibawahnya satu level telah menunjukkan padanya akan bagaimana seorang selalu hanya berharap optimis untuk sebuah perjuangan bagi keutamaan mencari hakikat kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar