Minggu, April 17, 2011

Pahami ADHD

Apabila anda mengetahui seorang anak didiagnosa menderita ADHD, pertama kali anda harus yakin bahwa memang dia menderita ADHD. Dibawah ini ada tabel yang dapat dipergunakan untuk meyakinkan anda. Lebih banyak kolom “Agak Sering” dan “Sangat Sering” diisi, lebih meyakinkan kita bahwa si anak memang menderita ADHD. Pilihlah pernyataan dibawah ini : Sama sekali tidak, Sedikit Agak Sering, Sangat Sering Selalu gelisah, terlalu aktif, tidak bisa duduk diamSuasana hati mudah berubah atau sering marah-marah Mudah bingung, gampang menangisPerhatian mudah teralih atau sering melamunSering mengganggu teman Tidak bisa mengingat dan mengikuti peraturanSering kehilangan barang yang diperlukan dalam melaksanakan tugas Mudah merasa gembira Sulit memusatkan perhatikan dalam jangka waktu yang lama Harap diperhatikan bahwa banyak orang yang bertingkah laku seperti ini, jadi penting sekali memperhatikan si anak sesering mungkin. Penting juga melihat tingkah laku mereka dalam situasi yang berbeda. Tabel ini dapat dipergunakan dalam mengobservasi si anak di rumah, di sekolah atau pada waktu waktu yang berlainan dalam sehari. Kondisi-kondisi Lain yang Mirip Dengan ADHD Pada saat mengdiagnosa anak dengan ADHD, kita perlu memperhatikan kondisi kondisi lain yang hampir sama dengan ADHD. Pastikan bahwa anak telah diperiksa kesehatannya oleh dokter sebelum kita mendiagnosa si anak.
- Alergi, asma, dan problem dengan pernapasan : Kesulitan bernapas dapat mengganggu konsentrasi si anak dan merupakan salah satu tanda ADHD
- Diabetes / Hypoglycemia : Kondisi ini berhubungan erat dengan kadar gula dalam darah, yang bisa menyebabkan perubahan perhatian dan aktivitas.
- Problem pada penglihatan dan pendengaran : Ketidak mampuan untuk melihat atau mendengar apa yang sedang terjadi di dalam kelas dapat menimbulkan persoalan dalam tingkah laku, misalnya
- hiperaktif.
- Anemia karena kekurangan zat besi : dapat menyebabkan problema pada perhatian dan impulsive.
- Keracunan timah : dapat menyebabkan hiperaktif
- Obat yang diminum : jika si anak sedang dalam pengobatan, perhatikan samping dari obat yang diminum
- Problem dengan susunan syaraf : Seseorang yang tiba tiba terserang epilepsi / ayan akan menatap sesuatu selama jangka waktu tertentu dan tidak dapat meningat apa yang terjadi.
- Problem kejiwaan lain : Kadang kadang gejala stress, perasaan bosan, depresi, atau perasaan kawatir akan mirip dengan gejala ADHD
- Problem belajar atau problem di sekolah : Jika si anak merasa terlalu dipaksa, frustrasi dengan ketidak mampuan dalam belajar, atau sedang mencari perhatian , ia akan bertingkah laku seperti penderita ADHD
- Problem dengan tiroid : Kelenjar tiroid memproduksi hormon yang berdampak pada tidur, emosi dan aktivitas.
Perubahan hormonal seperti ini akan menghasilkan tingkah laku mirip ADHD.
Sumber: http://www.kesulitanbelajar.org

Kenali Seluk Beluk ADHD

Tanda-tanda ADHD
Ada tiga tanda utama anak yang menderita ADHD, yaitu:
- Tidak ada perhatian. Ketidak mampuan memusatkan perhatian pada beberapa hal seperti membaca, menyimak
pelajaran, atau melakukan permainan. Seseorang yang menderita ADHD akan mudah sekali teralih perhatiannya karena bunyi bunyian, gerakan, bau bauan atau pikiran, tetapi dapat memusatkan perhatian dengan baik jika ada yang menarik minatnya.
- Hiperaktif. Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur
- Impulsif. Bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya, menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau ìberbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnyaî. Setiap anak yang seringkali bertindak seperti contoh-contoh diatas selama lebih dari enam bulan berturut-turut, dibandingkan dengan anak seusianya, dapat didiagnosa menderita ADHD. Gejala ini biasanya muncul sebelum si anak berusia enam tahun.
Jenis ADHD
ADHD adalah sebuah kondisi yang amat kompleks; gejalanya berbeda-beda. Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi mereka menggunakan jenis ADHD berikut ini:
1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak
hiperaktif atau Impulsif. Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan.
Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang berada ìdi awang-awangî.
2. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi tidak
bisa memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil.
3. Tipe gabungan mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan anak anak termasuk tipe seperti ini.
Problem yang Juga Ditemukan Pada Anak Dengan ADHD
Anak dengan tipe ADHD diatas mungkin juga mempunyai problem dalam memperhatikan instruksi, menyelesaikan tugas, berhubungan dengan anak lain, atau duduk tenang. Artinya mereka seringkali membuat masalah di rumah, dijuluki sebagai anak nakal di sekolah, dan diganggu oleh teman-temannya. Keadaan ini seringkali membuat si anak berpikir bahwa dia tidak baik, yang membuatnya rendah diri dan tidak percaya diri.
Penting sekali untuk membantu anak kita mengatasi problem ADHD ini. Harapan kami buku pegangan ini dapat
merupakan saran akan apa yang seharusnya dilakukan agar anak anda dapat tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan bahagia.
Sumber: http://www.kesulitanbelajar.org
 

APA ARTI ADHD?

ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai
Attention Deficit Disorder (Sulit memusatkan perhatian), Minimal Brain Disorder (Ketidak beresan kecil di otak), Minimal
Brain Damage (Kerusakan kecil pada otak), Hyperkinesis (Terlalu banyak bergerak / aktif), dan Hyperactive (Hiperaktif). Ada kira-kira 3 – 5% anak usia sekolah menderita ADHD.
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders)
Pada anak normal seringkali menunjukkan tanda-tanda: kurang perhatian, mudah teralihkan perhatiannya, emosi yang meledak-ledak bahkan aktifitas yang berlebihan. Hanya saja pada anak dengan kelainan ADHD, gejala-gejala ini lebih sering muncul dan lebih berat kualitasnya dibandingkan anak normal seusianya.
Pola perhatian anak terhadap suatu hal terbagi menjadi beberapa klasifikasi. Kelompok yang paling berat adalah over exklusif dimana seorang anak hanya terfokus pada sesuatu yang menarik perhatiannya tanpa mempedulikan hal lain secara ekstrem (misalnya pada bayi yang sedang memperhatikan kancing bajunya dan tidak mempedulikan rangsangan lain), pola ini disebut autisme. Kelompok dengan derajat sedang terjadi fokus perhatian anak mudah teralihkan. Perhatian hanya mampu bertahan beberapa saat saja oleh suatu rangsangan lain yang mungkin tidak adekuat. Hal ini dinamakan kesulitan perhatian (attention deficit hyperactivity disorder). Kondisi normal adalah pola yang paling baik karena anak mampu memperhatikan sesuatu dan mengalihkannya terhadap yang lain pada saat yang tepat tanpa kehilangan daya konsentrasi, pola ini merupakan pola normal perkembangan mental anak secara matang.
Definisi hiperaktifitas adalah suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada dua tempat dan suasana yang berbeda. Aktifitas anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan yang ditandai dengan gangguan perasaan gelisah, selalu menggerak-gerakkan jari-jari tangan, kaki, pensil, tidak dapat duduk dengan tenang dan selalu meninggalkan tempat duduknya meskipun pada saat dimana dia seharusnya duduk degan tenang.. Terminologi lain yang dipakai mencakup beberapa kelainan perilaku meliputi : perasaan yang meletup-letup, aktifitas yang berlebihan, suka membuat keributan, membangkang dan destruktif yang menetap.
Temperamen seorang anak adalah suatu karakteristik yang hidup dan dinamis, meski terkadang pada seorang anak lebih dinamis dibandingkan anak lain. Bila terjadi peningkatan aktifitas motorik yang berlebihan pada seorang anak dibandingkan anak lain sebayanya, maka sering kali ‘si-anak’ dikeluhkan sebagai hiperaktif oleh orang tuanya. Penilaian semacam ini sangat subyektif dan tergantung dari standar yang dipakai oleh orang tua dalam menilai tingkat aktifitas normal seorang anak. Anggapan bahwa si-anak ‘hiperaktif’ mungkin tidak tepat jika hanya karena si-anak menunjukkan tanda-tanda ‘nakal’ dan ‘bikin ribut’ pada saat tertentu tetapi secara keseluruhan menunjukkan aktifitas yang normal. Dalam hal ‘anak-ini’ justru kepada orang tuanya yang harus diberikan pengertian dan pengetahuan tentang bagaimana membimbing dan mengarahkan secara benar seorang anak dengan pola perilaku yang ‘menurut orang tua’ berlebihan
Sumber: www.apadefinisinya.blogspot.com
http://www.kesulitanbelajar.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar